Makassar (ANTARA Sulsel) - Pameran Otomotif Makassar (Poma) 2014 untuk Kawasan Indonesia Timur menghadirkan produk mobil yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.
"Produk yang ditawarkan ke konsumen ini, sangat cocok dengan momen yang saat ini harus melakukan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM)," kata Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto pada pembukaan Poma di Celebes Convention Center, Makassar, Rabu.
Menurut wali kota, hal itu sebagai upaya menjawab dari kenaikan harga BBM, sehingga pengusaha otomotif berupaya menciptakan produk yang irit BBM dan ramah lingkungan.
Selain itu, dari segi ukuran juga produk baru yang dihadirkan itu lebih simpel sehingga tidak membutuhkan ruang parkir yang luas.
"Di Kota Makassar masalah ruang parkir ini kerap menjadi kendala, sehingga dengan adanya "car city" ini dengan ukuran yang lebih kecil dibanding produk sebelumnya, tentu itu akan menjadi daya tarik bagi calon pembeli," katanya.
Sementara mengenai penambahan jumlah mobil baru di Makassar akan memicu tingkat kemacetan di kota berjulukan "Anging Mammiri" ini, Dhani mengatakan, tidak akan menjadi persoalan jika transportasi publik sudah diaplikasikan.
Dalam hal ini, pemilik kendaraan akan memarkir kendaraannya di lokasi parkir yang tentu efeknya akan menghidupkan jasa perparkiran, selanjutnya pemilik kendaraan melanjutkan ke tujuan dengan menggunakan transportasi publik.
Khusus kegiatan Poma yang sudah digelar yang ketiga kalinya, dia mengatakan, kegiatan ini patut diapresiasi sehingga Pemkot Makassar akan memasukkan dalam kalender kegiatan tahunan.
Alasannya, hal tersebut akan menjadi "multiplier effect" dari kegiatan yang ada, karena dapat menyerap tenaga kerja sekaligus menghasilkan layanan jasa yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata. A Budiman
"Produk yang ditawarkan ke konsumen ini, sangat cocok dengan momen yang saat ini harus melakukan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM)," kata Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto pada pembukaan Poma di Celebes Convention Center, Makassar, Rabu.
Menurut wali kota, hal itu sebagai upaya menjawab dari kenaikan harga BBM, sehingga pengusaha otomotif berupaya menciptakan produk yang irit BBM dan ramah lingkungan.
Selain itu, dari segi ukuran juga produk baru yang dihadirkan itu lebih simpel sehingga tidak membutuhkan ruang parkir yang luas.
"Di Kota Makassar masalah ruang parkir ini kerap menjadi kendala, sehingga dengan adanya "car city" ini dengan ukuran yang lebih kecil dibanding produk sebelumnya, tentu itu akan menjadi daya tarik bagi calon pembeli," katanya.
Sementara mengenai penambahan jumlah mobil baru di Makassar akan memicu tingkat kemacetan di kota berjulukan "Anging Mammiri" ini, Dhani mengatakan, tidak akan menjadi persoalan jika transportasi publik sudah diaplikasikan.
Dalam hal ini, pemilik kendaraan akan memarkir kendaraannya di lokasi parkir yang tentu efeknya akan menghidupkan jasa perparkiran, selanjutnya pemilik kendaraan melanjutkan ke tujuan dengan menggunakan transportasi publik.
Khusus kegiatan Poma yang sudah digelar yang ketiga kalinya, dia mengatakan, kegiatan ini patut diapresiasi sehingga Pemkot Makassar akan memasukkan dalam kalender kegiatan tahunan.
Alasannya, hal tersebut akan menjadi "multiplier effect" dari kegiatan yang ada, karena dapat menyerap tenaga kerja sekaligus menghasilkan layanan jasa yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata. A Budiman