Bandung (ANTARA Sulsel) - Industri kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar salah satunya dilihat dari pencapaian devisa ekspor Indonesia yang nilainya sebesar 15,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp175 triliun.

"Kelapa sawit merupakan industri strategis karena dari 10,5 juta hektare kebun kelapa sawit, 4,4 juta hektare diantaranya dimiliki oleh petani," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono saat acara Indonesia "Palm Oil Conference" (IPOC) di Bandung, Kamis.

Dia menegaskan tidak benar kalau industri kelapa sawit di Indonesia dikuasai oleh perkebunan besar.

Menurut Hari produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) saat ini mencapai 27,8 juta ton per tahun dan menyerap lima juta tenaga kerja.

"Isu internasional saat ini `food and energy`, sedangkan sawit penting untuk energi terbarukan," katanya.

Masalah sawit di Indonesia, ujar dia, adalah produktivitas yang lebih rendah dari Malaysia, sedangkan peremajaan sawit juga masih lamban.

Sedangkan terkait isu lingkungan, dia mengatakan dari 200 perusahaan sawit baru 63 perusahaan yang mengikuti Indonesia Sustainibility Palm Oil (ISPO).

"Kita mendorong agar lebih banyak perusahaan yang mengikuti ISPO," katanya.

Sebelumnya Ketua Panitia IPOC 2014, Mona Surya, mengharapkan konferensi yang diikuti 1.276 dari 20 negara ini dapat memberikan kontribusi demi perbaikan kelapa sawit.

"Persaingan dari komoditas minyak sawit dengan lainnya juga semakin ketat. Perusahaan dan pemerintah harus bekerjasama untuk meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia," katanya. Budi Suyanto

Pewarta : Agus Setiawan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024