Manado (ANTARA Sulsel) - Sulawesi Utara  mengekspor gagang cengkih sebanyak 20 ton senilai 22.600 dolar AS ke Belanda pada pekan ke dua November 2014.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) T Hasudungan Siregar mengatakan di Manado, Jumat, gagang cengkih yang biasa dibuang oleh petani, ternyata mampu menghasilkan devisa bagi negara melalui daerah ini.

"Oleh karena itu, diharapkan petani dan pengekspor mampu memanfaatkan kesempatan tersebut, agar dapat menghasilkan devisa," jelasnya.

Ekspor gagang cengkih ke Belanda, katanya, memberi peluang pengembangan produk turunan cengkih dalam upaya meningkatkan pendapatan petani.

"Selama ini sebagian besar petani hanya menaruh harapan terhadap buah cengkih sebagai sumber penghasilan, padahal produk turunan lain seperti gagang cengkih terbuka lebar pasarnya," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar petani selama ini hanya menganggap gagang cengkih sebagai sampah dan tidak dioptimalkan untuk produksi yang menghasilkan uang.

"Dengan ekspor gagang cengkih ke Belanda, memberi sinyal bagi petani, bahwa mereka dapat memperoleh pendapatan lebih tinggi jika mengoptimalkan produk turunan lain seperti gagang cengkih ini," katanya.

Ia menjelaskan, sudah saatnya petani cengkih di Sulut untuk lebih mengoptimalkan hasil panen lainnya, seperti gagang cengkih, karena ternyata harganya cukup baik.

Realisasi ekspor gagang cengkih ke Jepang menjadi hal yang menarik untuk petani Sulut.

"Kalau selama ini petani hanya mengenal buahnya, dengan adanya ekspor gagang membuka peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya. N. Yuliastuti


Pewarta : Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024