Jayapura (ANTARA Sulsel) - Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Pdt Alberth Yoku menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok berseberangan dengan pemerintah sehingga menyebabkan dua anggota Brimob tewas di tempat kejadian.

"Peristiwa itu patut disesali. Tidak dibenarkan manusia menjadi hakim bagi manusia lainnya, apa lagi menghilangkan nyawa seseorang," kata Alberth Yoku di Kota Jayapura, Papua, Jumat.

Pernyataan itu dilontarkan salah satu tokoh agama di Papua itu menyusul peristiwa penembakan dua anggota Brimob di Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Rabu (3/12) pagi.

Menurut, Yoku, manusia sebagai umat Tuhan yang paling mulia tidak seharusnya berlaku kejam terhadap sesamanya, apa lagi sampai membunuh. "Ini sudah minggu Advent pertama bagi umat Nasrani. Seharusnya dalam minggu ini kita semua coba untuk tidak melakukan sesuatu hal yang merusak citra kita sebagai umat Tuhan di atas tanah ini, baik itu dengan minum memabukkan, dan pesta pora, Apa lagi sampai pada konflik (penembakkan)di Ilaga, Puncak," katanya.

Mantan Ketua Klasis Mamberam Raya itu juga menyampaikan seharusnya sebagai umat Tuhan, kaum Nasrani mempersiapkan diri untuk menyambut hari sukacita yang penuh dengan kedamaian di bulan Desember, bukan dengan pertikaian yang bisa menimbulkan kebencian.

"Ada baiknya, kita semua persiapkan diri, persiapkan rumah kita dan gedung gereja, untuk menyambut perayaan Natal dan Tahun baru," kata dia.

Kekerasan di Ilaga, Kabupaten Puncak, lanjut Yoku, tidak patut terulang kembali, semua pihak harus menahan diri, bertindak elegan dan mendahulukan ketentraman dan kedamaian.

"Untuk itu, saya menyesalkan dengan apa yang terjadi di Ilaga, Puncak. Memohon agar hal itu tidak terulang lagi dan kita semua tetap menghormati kepada nafas kehidupan yang diberikan oleh Tuhan." Katanya.

"Karena hidup dan mati itu ada ditangan Tuhan. Tuhan tidak suka orang jahat dan Tuhan pasti marah kepada konflik yang terjadi. Sebaiknya kita perbaiki relasi dengan Tuhan, dalam hal ini iman kita," lanjutnya.

Mengenai penyisiran yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk mengejar kelompok bersenjata di Ilaga, Kabupaten Puncak, Yoku meminta agar petinggi Polri dan TNI di Papua bisa bertindak secara humanis.

"Saya mengimbau begitu kepada Pak Pangdam dan Kapolda, sebaiknya fokus kepada para pelaku agara masyarakat tidak takut. Jadi tanya baik-baik kepada masyarakat setempat soal kelompok itu. Saya yakin masyarakat akan membantu aparat ungkap masalah itu," katanya.

Sebelumnya, dua anggota Brimob Detasemen A Polda Papua yakni Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Everson dikabarkan diserang dan ditembak mati oleh kelompok kriminal bersenjata di Ilaga, Kabupaten Puncak ketika membantu mengangkat kursi untuk perayaan Natal setempat.

Kelompok kriminal itu juga dikabarkan membawa lari satu senjata api laras panjang, sementara dua aparat keamanan yang gugur di medan tugas diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing, di Parapat dan Kupang.

Aksi kelompok kriminal itu juga mendapat kecaman dari Bupati Puncak Wilem Wandik dan mendukung aparat keamanan untuk mengejar kelompok itu, termasuk akan membentuk satuan tugas pengamanan dari masyarakat setempat untuk bantu aparat guna mencegah hal itu terjadi kembali. Yuniardi

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2024