Makassar (ANTARA Sulsel) - Para perantau dari Maluku dan Maluku Utara di Sulawesi Selatan yang mencapai sekitar 30 ribu jiwa siap memecahkan rekor MuRI tradisi makan bersama "Patita" dalam acara bertajuk "Malam Baku Sayang".

"Perantau asal Maluku dan Maluku Utara akan menggelar acara `Patita` yaitu tradisi makan bersama rakyat Maluku yang akan digelar di Pantai Losari," kata Ketua Panitia Saiful Muluk Rumadai di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, kegiatan yang siap digelar awal tahun 2015 tersebut akan dilanjutkan dengan acara "Malam Baku Sayang". Kegiatan itu dimaksudkan untuk saling bersatu, tidak ada lagi perselisihan dan perbedaan.

Menurut dia, perantau asal Maluku dan Maluku Utara akan bersatu-padu dan bahu-membahu membantu masyarakat dan daerahnya keluar dari ketertinggalan dalam berbagai sektor.

"Kita semua baku sayang, sama-sama perantau dari Maluku dan Maluku Utara yang ingin turut membangun tanah kelahiran," ujar Saiful.

Sementara mengenai perantau yang dikenal sebagai orang "ambon manise" ini, diakui membutuhkan wadah untuk mempersatukan dan mengeratkan persaudaraan di antara mereka.

Latar belakang itulah yang memunculkan gagasan untuk segera duduk bersama membentuk wadah kerukunan layaknya Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) milik warga Sulsel yang kemudian menggagas Pertemuan Saudagar Bugis Makassar setiap tahun.

Syaiful mengatakan, kerukunan ini untuk mempersatukan semua komunitas Maluku dan Maluku Utara tanpa membedakan agama Islam atau yang lainnya.

Menurut dia, gagasan ini muncul dari tokoh-tokoh Maluku Utara dan Maluku yang akan masuk dalam jajaran Dewan Pembina seperti Prof Sadly, Prof Razak Taha, shak Ngeljaratan, Pendeta Danu Sopamena, Panus Papelaya dan Abu Bakar Wasahua.

"Gagasan ini muncul karena kita orang Maluku dan Maluku Utara di rantau ini supaya bersatu. Kita ingin menjadi besar tapi tidak lupa dengan budaya," kata Syaiful.

Pertemuan untuk membentuk kerukunan itu akan dilakukan pada awal 2015 dan Saiful ditunjuk menjadi ketua panitia. Yang jelas, tuntutan saat ini adalah perlunya wadah dan pemahaman yang sama dulu.

Alasannya, dengan wadah tersebut akan membicarakan agar orang Maluku dan Maluku Utara ke depan bisa lebih maju," katanya.

Saiful menambahkan, untuk memantapkan wadah kerukunan tersebut, mereka akan menggelar Seminar Nasional Pariwisata antara Maluku dan Maluku Utara pada Maret 2015.

Wisata di Tanah Maluku memang menjanjikan, baik wisata budaya, alam, dan lainnya, karena itulah wadah yang dibentuk nanti akan membantu mempromosikan potensi wisata dan SDA Maluku dan Maluku Utara. T Susilo

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024