Makassar (ANTARA Sulsel) - Perusahaan Tambang Batubara nasional, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk mulai melakukan benefisiasi batubara diantaranya dengan membangun power plant, memproduksi gas, dan minyak mentah sintetis.

"Benefisiasi batubara ini adalah inovasi kami, sehingga meskipun ke depan harga batubara dunia tetap stagnan tetapi prospek perusahaan akan tetap bagus," kata Direktur Keuangan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Achmad Sudarto di Makassar, Jumat.

Stagnansi bahkan pelemahan harga batubara dunia diperkirakan terjadi karena semakin menurunnya import batubara Cina yang merupakan negara pengimport batubara terbesar dunia. Hal ini adalah dampak kebijakan pemerintah Cina untuk menurunkan tingkat emisi karbon.

Achmad mengatakan bahwa meskipun PT. Bukit Asam adalah perusahaan komoditas yang biasanya nilai sahamnya akan bergantung pada harga komoditas, namun dengan performa perusahaan yang baik hal ini dapat dihindari.

"Saat ini nilai saham kami 13.300, dengan `coal beneficiation` yang kami lakukan harapannya dalam tiga tahun ke depan nilai saham kami akan meningkat minimal dua kali lipat," katanya.

Ia menambahkan bahwa ketika harga saham perusahaan tambang batubara yang lain menunjukkan penurunan, harga saham PT Bukit Asam justru menunjukkan kenaikan. Hal ini, kata dia karena para investor melihat nilai perusahaan ini di masa mendatang.

"Kami tidak lagi hanya dilihat sebagai perusahaan tambang batubara, tetapi sebagai perusahaan energi," katanya.

PT Bukit Asam, kata dia, saat ini telah memiliki tiga power plant yang telah beroperasi, dua proyek power plant yang sedang berjalan, dan dua power plant yang sedang dalam proses tender. Dua power plant yang sedang dalam proses tender adalah di Peranap Riau, dan Muara Enim.

Dengan pembangunan power plant ini PT. Bukit Asam akan menjadi penyuplai energi nasional dalam jangka panjang.

Achmad optimistis dengan meningkatkan nilai tambah batubara perusahaan akan tetap menunjukkan performa yang baik meskipun harga batubara dunia melemah. Agus Setiawan

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024