Mamuju (ANTARA Sulbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah Provinsi Sulawesi Barat hingga Desember 2014 sebesar 101,40 atau turun 2,45 persen dibandingkan NTP November 2014 yang sebesar 103,95.

"Ada beberapa sub sektor yang memicu terjadinya inflasi di Sulbar pada medio Desember. Inflasi ini tentu diakibatkan meningkatnya harga kebutuhan pokok," kata Kepala BPS Sulbar, Setianto di Mamuju, Kamis.

Beberapa diantara subsektor yang dimaksud kata dia, diantaranya subsektir Tanaman Pangan (NTP-P) 92,94, subsektor Hortikultura (NTP-H) 100.94, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 108,46, subsektor Peternakan (NTP-T) 100.45 dan subsektor Perikanan (NTN) 96,26.

" NTP pada subsektor perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 95,22 dan 98,15," jelasnya.

Setianto mengatakan, hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulbar pada Desember 2014 sebesar 2,46 persen. Secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga tujuh kelompok pengeluaran, dimana indeks harga kelompok bahan makanan meningkat sebesar 3,38 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 1,10 persen.

Selain itu kata dia, kelompok lain yang memicu terjadinya inflasi juga akibat indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,54 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 1,52 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 1,25 persen, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,36 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 4,91 persen.

"Inflasi di daerah perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, tertinggi di Jawa Timur 3,23 persen dan terendah di Maluku 1,64 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-20 dari 33 provinsi yang mengalami inflasi.

Untuk skala nasional, NTP bulan Desember 2014 sebesar 101,32, turun sebesar 1,03 persen dibandingkan bulan November 2014, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 2,72 persen. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024