Mamuju (ANTARA Sulbar) - Harga kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) yang dijual pedagang di pasar tradisional Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, tetap bertahan walaupun pemerintah telah mengambil kebijakan menurunkan harga bahan bakar minyak.

"Harga sembako belum turun-turun juga. Padahal, pemerintah telah mengumumkan penurunan harga BBM. Mestinya, kebijakan menurunkan harga BBM ini juga disertai turunnya harga sembako," kata Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Sulbar, Asir Mangopo di Mamuju, Jumat.

Menurutnya, harga sembako sampai saat ini belum turun akibat biaya transportasi angkutan barang juga masih tinggi.

"Bisa jadi akibat biaya transpor yang mahal sehingga pedagang yang mengandalkan stok dari luar daerah tetap menjual dengan harga yang tinggi," katanya.

Asir menyampaikan, kondisi harga yang bertahan masih bisa dimaklumi sebab pedagang menjual stok lama sehingga perlu menyesuaikan dengan harga pada saat mereka membeli kepada pemasok.

"Hal inilah yang menyebabkan para pedagang belum bersedia menurunkan harga dagangannya" ujar Asir.

Ia berjanji dalam waktu dekat segera menurunkan petugas pengawas harga pasar untuk memastikan penurunan harga sembako setelah harga BBM turun.

Selain itu, Diskoperindag Sulbar juga segera menerbitkan surat imbauan ke pihak Asosiasi Pedagang Pasar agar melakukan penyesuaian harga sembako.

Berdasarkan hasil pemantauan, ada beberapa bahan pokok yang belum mengalami penurunan sama sekali, seperti beras kepala seharga Rp 9.600 per Kg, gula pasir lokal (merek Gulaku) Rp16.000 per Kg, minyak goreng Bimoli Rp17.000 perbotol 1000 ml, daging sapi Rp100 ribu per Kg.  T Susilo

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024