Mamuju (ANTARA Sulbar) - Program pengembangan dan peningkatan mutu dan produksi kakao di Provinsi Sulawesi Barat dibangun melalui revolusi mental dengan merubah pola pikir petani dan pengembangan kakao.

"Petani diajarkan mengubah kebiasaannya dengan tidak hanya menghasilkan buah kakao saja dari lahan perkebunannya tetapi juga mengubah kakaonya menjadi industri jadi yang mahal ketika dipasarkan, itu adalah langkah mendukung revolusi mental pemerintahan Presiden Jokowi" kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan, pemerintah akan membantu petani agar hasil kakao petani dapat diolah dalam bentuk industri yang harganya menjanjikan ketika dipasarkan.

Menurut dia, pabrik kakao yang dibangun pemerintah di Sulbar akan mengembangkan kakao petani untuk diolah dalam bentuk industri agar masyarakat di Sulbar dapat menikmati sendiri hasil kakaonya.

"Saya ingin kakao dinikmati anak sekolah, supaya orang tuanya tahu bahwa kakao yang mereka tanam ternyata dinikmati anaknya setelah diolah dipabrik kakao," katanya.

Gubernur mengatakan, pabrik kakao yang dibangun Sulbar sejak 2011 dengan anggaran Rp800 miliar belum dimanfaatkan selama tiga tahun terakhir terletak di Kelurahan Rangas Kota Mamuju, karena tenaga ahli yang akan mengelolanya tidak tersedia,.

Namun, kata dia, dengan tersedianya tenaga ahli mengelola pabrik kakao, maka masyarakat akan segera menikmati hasil kakaonya dari pabrik yang difungsikan

Ia mengatakan, pabrik kakao yang dimiliki sulbar didalamnya terdapat sejumlah fasilitas peralayan diantaranya mesin olahan seperti mesin coklat yang sudah persentase, mesin pemanas, dan genset 30ribu wat.

Kemudian mesin mikser untuk mencampur bahan, mesin pres untuk memisahkan coklat dengan minyak sebanyak 3 buah, mesin tempering untuk menghaluskan kakao, mesin koncin untuk menghaluskan adonan, kemasan sanset ukuran 30 gram, lima kaleng penampung bahan dan lainnya.

Ia mengatakan, kedepan kakao Sulbar yang produksinya 101 ribu ton per tahun dengan luas areal mencapai 192 ribu hektare akan dikembangkan melalui industri.  Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024