Makassar (ANTARA Sulsel) - Direktur Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah Mannaroi menyatakan Partai Golkar Sulawesi Selatan butuh penyegaran dan regenerasi kepemimpinan.

"Golkar partai besar di Sulsel, sejatinya juga dipimpin oleh orang besar, cerdas, punya pengaruh dan yang terpenting punya visi dan leadership yang kuat. Meski demikian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bukanlah superman," ujarnya di Makassar, Minggu.

Dedi mengatakan, Partai Golkar butuh regenerasi dan figur yang lebih muda untuk kembali menguasai Sulsel, apalagi hasil pemilu legislatif baru-baru ini, tidk sepenuhnya mendudukkan wakil Golkar sebagai pimpinan DPRD.

Dia mencontohkan, DPRD Soppeng yang dikuasai oleh Partai Gerindra serta DPRD Jeneponto yang harus dikuasai oleh Partai Demokrat serta beberapa kabupaten lainnya.

Apapun yang terjadi dengan hasil Golkar Sulsel kali ini bukanlah tanggung jawab SYL sepenuhnya. Namun perlu diketahui jika gagalnya beberapa parlemen dipimpin oleh Golkar karena kurangnya kemampuan dari kader Golkar di tingkat kabupaten yang tidak mampu mengikuti ritme dan target dari SYL serta Golkar itu sendiri.

"Ini sama saja kader Golkar memang lamban, penilaian saya sejalan dengan penilian yang pernah Pak Syahrul katakan, beberapa waktu lalu," katanya.

Pada saat itu, Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo menilai pergerakan kader partai berlambang pohon beringin di daerah-daerah masih lamban.

Pernyataan tersebut disampaikan Syahrul dalam rapat koordinasi teknis (rakornis) Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) Golkar Sulsel di Hotel Jade Makassar beberapa waktu lalu.

Saat itu, Syahrul menginstruksikan fungsionaris Golkar di setiap daerah se-Sulsel segera bergerak dalam melakukan sosialisasi menjelang pemilihan gubernur (pilgub) dan pemilihan calon legislatif (pilcaleg).

"Namun apa yang terjadi. Instruksi Syahrul tidak dijalankan dengan baik. Kader Golkar di beberapa Kabupaten tetaplah lamban. Nyatanya tidak semua daerah dikuasai oleh Golkar," jelasnya.

Kini, Kursi Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel mulai dilirik setelah Syahrul Yasin Limpo ditarik ke DPP Partai Golkar dan ditunjuk sebagai Ketua Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.

Syahrul sendiri masih bimbang apakah harus menunjuk pelaksana tugas (Plt) ataukah tetap menyelesaikan kepemimpinannya hingga akhir Musda tahun ini.

"Jika Syahrul bertahan sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel itu masih bagus. Namun setiap orang sekolah selalu ada yang namanya ujian dan kelulusan. Setelah lulusan mereka pun harus sama - sama dilihat kemampuan kinerja kadernya," tandasnya.

Sebelum wacana musda ini digelar, sudah ada empat figur yang mulai mencuat yakni HM Roem, Agus Arifin Nu`mang, Ichsan Yasin Limpo (IYL) dan Nurdin Abdullah.

"Dari empat nama saya coba analisa tiga diantaranya adalah kader langsung dari Syahrul. Namun khusus Ichsan yang notabene adik Syahrul. Sejatinya tidaklah berfikir untuk mendapatkan kursi 01 Golkar di Sulsel. Siapapun memang boleh menjadi Ketua Golkar Sulsel tapi etika politik juga perlu di selami," terangnya. S Muryono

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024