Kupang (ANTARA Sulsel) - Tiga orang warga asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dilaporkan meninggal dunia akibat terserang diare yang tengah mewabah di dua desa di wilayah kabupaten penghasil kayu cendana terbesar di Nusa Tenggara Timur itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Tadeus di Kupang, Jumat, mengatakan korban yang meninggal dunia itu masing-masing Katerina Snae (80) dan Nitanel Liunokas (85), asal Desa Enonabuasa, Kecamatan Noebena, dan Jeremi Opat (6), asal Desa Siso, Kecamatan Molo Selatan.

Berdasarkan laporan dari BPBD Timor Tengah Selatan, kata dia, tercatat lebih dari 200 orang warga di dua desa itu terserang diare, dan saat ini tengah menjalani rawat jalan dan inap di rumah sakit serta puskesmas terdekat.

"Selain tiga orang dilaporkan meninggal dunia, tercatat sekitar 224 pasien sedang dalam perawatan," katanya dan menjelaskan wabah diare itu muncul diduga kuat, karena warga mengkonsumsi air mentah yang sudah terkontaminasi dengan bakteri yang bersumber dari kotoran hewan dan kurang bersihnya sanitasi lingkungan permukiman.

Anggota DPRD NTT asal daerah pemilihan TTS Jefri Un Banunaek yang dihubungi secara terpisah mengatakan banyak warga di pedalaman TTS masih sulit menjangkau puskesmas atau rumah sakit, karena seretnya transportasi sebagai akibat dari beratnya medan jalan di wilayah tersebut.

"Mereka kesulitan menjangkau puskemas dan rumah sakit, karena ketiadaan sarana transportasi. Medan jalan sangat berat dilalui angkutan umum, apalagi sedang musim hujan saat ini," ujarnya.

Untuk mencegah meluasnya wabah tersebut, Dinas Kesehatan TTS membangun posko penanggulangan diare untuk membantu korban yang tengah menjalani rawat jalan. L. Molan

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024