Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel  Taqiyuddin Djabbar mengatakan hingga saat ini UKM masih sulit mengakses modal perbankan.

"Padahal perekonomian nasional Indonesia bertumpu pada sektor UKM, yang terdiri dari sekitar 56 juta pelaku UKM, dan 1,7 persennya berada di Sulsel atau sekitar 920 ribu UKM," kata Taqiyuddin di Makassar, Senin.

Menurut dia, hingga saat ini akses permodalan masih menjadi kendala utama bagi sebagian besar UKM di seluruh Indonesia, termasuk di Sulsel.

Untuk itu, ujar dia, perlu perhatian khusus agar UKM bisa lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan dan sumber lainnya.

"Permodalan masih menjadi kendala besar bagi UKM, kredit perbankan yang masih sulit dijangkau karena sulitnya persyaratan yang harus dipenuhi UKM seperti kelayakan usaha, angunan, serta lamanya usaha," katanya.

Padahal kenyataan di lapangan, lanjut dia, banyak pengusaha UKM yang bisnisnya sangat "feasible", namun tidak "bankable", seperti usaha yang masih baru dan tidak memiliki angunan.

Dia mengatakan, pemerintah sebenarnya telah memberikan kredit mikro, namun skema kreditnya memberikan bunga yang masih sangat tinggi bagi pengusaha UKM.

Sebagai ilustrasi, untuk permodalan usaha mikro bunganya 15,5 persen, sementara usaha besar dibawah 12 persen, dan usaha menengah 14 persen.

Dia mengatakan, UKM adalah momentum yang sangat tepat pada 2015, terutama untuk mengahadapi pemberlakuan kerja sama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), agar pengusaha Indonesia memiliki daya saing yang kuat.

Dari berbagai program pemberdayaan dan mensejahterakan UKM yang dilakukan Kadin selama ini, Kadin Sulsel mencatat setidaknya tiga kendala yang menjadi permasalahan krusial UKM yakni masalah permodalan menjadi faktor yang utama.

Permasalahan kedua adalah persoalan daya saing dan yang ketiga adalah permasalah proses perizinan yang masih memberatkan tumbuhnya dunia usaha.

Tiga kendala tersebut, lanjut Mantan Calon Walikota Parepare ini, harus bisa diselesaikan saat diimpelemtasikan di MEA nanti.

"Jika kita abaikan, UKM kita akan kelimpungan hadapi persaingan global nanti, makanya dukungan usaha mikro dalam menghadapi MEA harus lebih maksimal, " ujarnya. Agus Setiawan

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024