Ternate (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengharapkan kehadiran investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian di daerah ini.

"Malut memiliki potensi hasil pertanian cukup besar terutama kelapa, cengkih, pala, dan hortikultura seperti pisang dan durian, namun selama ini hanya dipasarkan dalam bentuk mentah sehingga nilai tambahnya rendah," kata Wakil Gubernur Malut Muhammad Naser Thaib di Ternate, Selasa.

Oleh karena itu, Pemprov Malut mengharapkan ada industri yang mengolah hasil pertanian tersebut menjadi produk jadi atau setengah jadi, misalnya hasil kelapa diolah menjadi minyak goreng dan pala diproduksi menjadi bubuk pala.

Ia mengatakan, kalau hasil pertanian tersebut diolah menjadi produk jadi atau setengah jadi, selain akan meningkatkan nilai tambahnya, juga akan menjamin stabilitas harganya karena ada industri yang selalu siap menampungnya dengan harga yang memadai.

Adanya industri pengolahan hasil pertanian tersebut juga akan meningkatkan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja serta mendorong tumbuhnya usaha lain yang terkait dengan keberadaan industri itu, misalnya usaha jasa perdagangan dan transportasi di sekitar lokasi industri.

Menurut Wagub, pembangunan industri pengolaha hasil pertanian di Malut memiliki prospek cerah, karena pasar komoditas hasil olahan pertanian terbuka luas, baik di pasaran domestik maupun ekspor, selain itu dukungan bahan baku di Malut juga cukup besar.

Untuk produksi kelapa dalam bentuk kopra misalnya mencapai 100.000 ton lebih per tahun, belum termasuk produk lainnya dari kelapa, seperti sabut kelapa dan arang tempurung kelapa yang mencapai ratusan ribu ton per tahun.

Ia menambahkan, kalau ada investor yang berminat membangun industri pengolahan hasil pertanian di Malut, pasti akan diberikan berbagai kemudahan, seperti kemudahan perizinan dan mendapatkan lokasi usaha serta dukungan penyediaan infrastruktur penunjang, seperti jalan dan listrik. N. Yuliastuti

Pewarta : La Ode Aminuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024