Mamuju (ANTARA Sulbar) - Petani yang ada di Desa Lara Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, mulai mengeluhkan atas langkahnya pupuk subsidi yang telah berlangsung cukup lama di daerah itu.

"Petani bingung karena pupuk subsidi semakin sulit didapatkan. Kami sendiri sudah dua kali ke Mamuju dengan jarak tempuh sekitar empat jam. Namun kami sulit mendapatkan pasokan pupuk. Makanya, kami berencana ke Majene karena kebetulan teman baru saja membeli pupuk di daerah itu. Kita berharap, persediaan pupuk di Majene belum habis," kata Sirajuddin salah seorang petani kelapa sawit di Mamuju, Selasa.

Menurutnya, langkahnya pupuk ini memaksa petani harus mendatangi Kabupaten lain untuk mendapatkan pasokan pupuk subsidi. Apalagi, kurung waktu satu bulan ini tanaman sawit tak pernah lagi mendapatkan suplai pupuk.

Sirajuddin menyampaikan, pupuk jenis Urea merupakan pupuk yang paling mengalami kelangkaan dibandingkan pupuk subsidi jenis ZA, SP-36, NPK Phonska, dan Petroganik.

"Kalau yang paling langka itu pupuk jenis Urea karena hal ini sangat dibutuhkan masyarakat. Bisa dibayangkan berapa biaya petani yang dikeluarkan hanya mendapatkan pasokan pupuk," kata dia.

Sementara itu, salah seorang Penyuluh Pertanian Desa Lara, Edi Sudarajat mengakui hal yang sama jika sejak sebulan terakhir ini terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.

Ia menduga, kelangkaan pupuk tersebut disebabkan oleh adanya pihak yang mencoba bermain curang sehingga pupuk subsidi sulit didapatkan para petani sawit yang ada di Mamuju.

Oleh karena itu kata dia, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Mamuju Tengah agar tegas mengawasi pendistribusian pupuk agar tepat sasaran sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Saya berharap pihak dinas serius menangani persoalan ini, termasuk pengawasan distribusi pupuk subsidi agar tepat sasaran. Kan sudah ada RDKK nya dari kelompok tani," ungkapnya lagi. Nurul H

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024