Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pusat Studi Strategis Malaqbi (Pusma) Provinsi Sulawesi Barat meminta kepada warga yang melakukan perburuan batu akik agar ikut memperhatikan faktor lingkungan, keselamatan dan kesehatan.

"Akhir-akhir ini perburuan batu akik semakin gencar dilakukan. Ini tentu menjadi ancaman terhadap kelestarian lingkungan. Makanya, kami hanya mengingatkan agar dalam melakukan penambangan batu agar ikut memperhatikan kondisi dampak lingkungan," Sekretaris Pussma Sulbar, Supriadi di Mamuju, Selasa.

Menurutnya, proses penambangan batu akik dalam beberapa bulan terakhir trendnya semakin meningkat sehingga harga batu mulia ini bisa menembus dengan harga jutaan rupiah.

"Fenomena batu akik ini sebetulnya telah membuka lapangan kerja baru bagi warga. Hanya saja, jika proses penambangan dilakukan secara membabi buta maka dampaknya bisa merusak lingkungan kita," ungkap Supriadi.

Sementara, ketua Pengurus Cabang PMII Mamuju, Ibnu Imat Totori juga menekankan agar kelestarian lingkungan dalam mengambil bongkahan batu akik menjadi perhatian utama.

"Batu akik saat ini jadi trend nasional, di Mamuju khususnya, hampir tidak bisa membedakan yang mana bongkahan batu akik dan yang mana batu untuk pondasi rumah. Betul alam kita telah menyediakan segala kebutuhan dengan cuma-cuma. Tapi untuk mengambil dan memanfaatkannya haruslah memperhatikan kelestarian lingkungan," ujar Imat.

Imat juga menambahkan, fenomena batu akik ini harus mendapat respon pemerintah secara arif sehingga sistem pengelolaan batu akik tertangani dengan baik.

"Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dalam hal pengelolaan batu akik. Ini menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat walaupun harus mengedepankan kondisi lingkungan dalam melakukan perburuan bongkahan batu mulia ini," tuturnya. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024