Ambon (ANTARA Sulsel) - Wisudawan Universitas Darussalam (Unidar) Ambon dibekali pengetahuan menjadi wirausaha muda agar bisa mengelola potensi sumber daya alam (SDA) bernilai ekonomis dengan memanfaatkan sejumlah program perbankan untuk mendapatkan kredit dengan bunga rendah.

Rektor Unidar Ambon, Prof. Dr. Ir. Ibrahim Ohorella, MP, di Ambon, Minggu, mengatakan, sebanyak 499 mahasiswa yang akan diwisuda pada 28 Maret 2015 diberi pembekalan untuk menjadi pengusaha.

Peluang wirausaha itu meliputi berbagai peluang bisnis dengan memprioritaskan sektor kelautan dan perikanan yang miliki potensi lestari ikan 1,6 juta ton/tahun dan baru sekitar 30 persen lebih dimanfaatkan.

"Jadi wisudawan dimotivasi agar tidak semata menjadi PNS, apalagi saat ini kebijakan rekrutmen oleh pemerintah terbatas jumlahnya dan lima tahun mendatang baru membuka pendaftaran CPNS," ujarnya.

Ia mengatakan Unidar Ambon mendatangkan dua pelatih dari Jokyakarta yang masing-masing menguasai program wirausaha muda.

"Program wirausaha muda ini wajib diikuti 499 mahasiswa yang akan diwisuda sehingga lulus dari Unidar Ambon dengan bersertifikat plus," kata Ibrahim.

Disinggung tentang Kopertis Wilayah XII (Maluku dan Maluku Utara) melarang Unidar Ambon beraktivitas, dia menjelaskan, mudah - mudahan dualisme yayasan terselesaikan pada 24 Maret 2015.

Komisi D DPRD Maluku mengfasilitasi islah dua yayasan tersebut dengan dihadiri Kopertis Wilayah XII.

"Kami didesak ribuan mahasiswa agar aktivitas perkuliahan tidak ditutup sehingga itu hendaknya menjadi dasar bagi dua yayasan untuk islah dan mencabut gugatan di Pengadilan Negeri (PN) Ambon," ujarnya.

Sedangkan para dosen hingga saat ini beraktivitas sebagaimana biasanya, termasuk 15 orang akan melaksanakan program beasiswa dari pemerintah pusat.

"Saya dan Ketua Kopertis Wilayah XII, Zainuddin Notanubun telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Ambon pada 20 Maret 2015 untuk program beasiswa bagi 15 dosen yang nilainya mencapai Rp1 miliar," kata Ibrahim.

Sedangkan konsultan hukum dari Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku, Dr. Rizal Djunaedy Kota mengemukan, pihak yayasan dan Unidar pada prinsipnya siap islah demi menyelamatkan ribuan mahasiswa yang sedang berkuliah di PT swasta tersebut berlokasi di desa Tulehu, pulau Ambon.

"Pihak Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku dengan Unidar sebagai bagian dari unit kerja tidak inginkan aktivitas perkuliahan yang menampung mahasiswa Islam maupun Kristen ditutup sehingga membuka diri untuk islah," ujarnya.

Dia menjelaskan, Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku bagian tidak dipisahkan dari perjuangan pembina dan pengurus yang memproses pendiriannya sejak 1981, selanjutnya mendaftarkan aktanya di Kemenhukham pada 6 Oktober 2008 dan 11 Juni 2010.

"Jadi berdasarkan akta Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku pada 6 Maret 2014, menyusul No.1/2008 sebagaimana akta pendirian No.15/1981, maka didaftarkan ke Kemenhukham dengan menerangkan asal usulnya berupa kelembagaan dan kekayaan," kata Rizal.

Kekayaan Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku berupa sebidang tanah berstatus hak pakai di desa Tulehu dan uang Rp10 miliar.

Namun, pada 2011 terbentuk lagi Yayasan Darussalam Maluku yang Ketua Pembinanya adalah Saleh Latuconsina. Yayasan tersebut mengajukan gugatan ke PN Ambon dan berproses ke Kopertis XII sehingga menerbitkan sejumlah aktivitas di Unidar dihentikan.

"Kami berpendapat bahwa gugatan tersebut salah alamat dan abscour lebel," tegas Rizal.

Unidar saat ini miliki tujuh fakultas dan 14 program studi dengan 6.191 mahasiswa aktif, sedangkan lulusannya lebih dari 7.000 orang. John N.S

Pewarta : Alex Sariwating
Editor :
Copyright © ANTARA 2024