Makassar (ANTARA Sulsel) - Ratusan atlet hilir mudik dalam kejuaraan nasional, tetapi hanya sedikit yang dapat bersaing dan memberikan prestasi bagi Kontingen Sulawesi Selatan.

Kondisi ini masih menjadi tantangan bagi kontingen Sulawesi Selatan dalam meraih prestasi membanggakan.

Sejumlah pengurus cabang olahraga provinsi yang memiliki "uang lebih" pun mencoba mengantisipasi. Salah satunya dengan memperbanyak kejuaraan yang dapat menjadi wadah bagi para atlet dalam meningkatkan kualitasnya.

Para pelaku olahraga di Sulsel turut menyakini pelaksanaan kejuaraan yang lebih rutin juga secara langsung dapat berpengaruh terhadap motivasi atlet dalam meningkatkan kemampuan setiap atlet.

Ketua PBSI Sulsel Devo Khaddafi menyatakan pihaknya sepanjang 2015 telah memprogramkan sejumlah ajang mulai yang sifatnya lokal, regional hingga nasional. PBSI Sulsel juga sempat mengajukan diri menjadi tuan rumah kejuaraan internasional meski pada akhirnya gagal karena kalah bersaing dengan provinsi lain.

Untuk kejuaraan lokal, pihaknya telah menggelar ajang bertajuk ""Battle of Championship 2015". kejuaraan ini diikuti puluhan atlet berperingkat terbaik Sulsel dari sejumlah daerah seperti Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, hingga Parepare.

Selain itu akan digelar pula Kejurda Bulu Tangkis Sulsel Cup dan Kejuaraan Walikota Cup 2015 yang juga akan diikuti para pebulu tangkis terbaik dari setiap kabupaten/kota di Sulsel.

Semetara untuk tingkat regional, Pengprov PBSI Sulse menyiapkan kejuaraan Junior Putri se-Kawasan Timur Indonesia, Kejuaraan Piala Menpora 2015 dan audisi PB Djarum yang juga diperuntukkan untuk peserta KTI.

Untuk kejuaraan nasional yakni Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang akan diikuti para pelajar dari sleuruh wilayah di Indonesia.

"Apa yang kami lakukan merupakan upaya meningkatkan prestasi bulu tangkis Sulsel kedepan. Pelaksanaan kejuaraan yang lebih rutin tentu akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan atlet," jelasnya.

Kepala Bagian Humas Pemprov Sulsel itu juga telah menjalin kerjasama dengn Kampus STIE Amkop Makassar untuk menjadi bapak angkat para pebulu tangkis Sulsel.

Keterlibatan STIE Amkop Makassar juga sebagai bentuk komitmen pihak kampus dalam meningkatkan prestasi sekaligus pendidikan setiap atlet di Sulsel.

Pihaknya mengakui usia para atlet Sulsel memang relatif muda sehingga tetap harus mengejar pendidikan formal. Pendidikan juga akan berguna pada saat atlet yang bersangkutan tidak lagi aktif sebagai pemain.

Ketua Harian Percasi Sulsel Prof Dr Wasir Thalib mengatakan pihaknya dalam meningkatkan kualitas atlet juga telah dan akan kembali menggelar tiga kejuaraan yang terdiri dari dua kejurda serta kejuaraan terbuka tingkat nasional.

Untuk pelaksanaan kejurda Sulsel bahkan telah dilaksanakan pada 19-22 Februari. Selanjutnya untuk dua agenda lain dijadwalkan April dan Mei 2015. Khusus pelaksanaan kejurda februari 2015, kata dia, merupakan inisiatif pribadi daam artian anggaran pelaksanaan menjadi tanggungan dirinya pribadi.

"Ini merupakan upaya kami dalam meningkatkan kualitas seluruh atlet Sulsel. Kami rela mengorbanakan materi demi kemajuan olah raga catur ke depan," katanya.

Sementara Ketua Bidang Pembinaan Prestasi IMI Sulsel, Adifar Hakim, menyatakan pihaknya pada tahun ini juga akan menggelar sejumlah kejuaraan antara lain kejurnas motoprix (tiga seri), grass track (satu seri), drag race (dua seri), indoprix (satu seri), sprint rally, dan rally time.

Dari tujuh kejuaraan tersebut, sebagian besar diantaranya memang sudah pernah dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Sulsel diantaranya ajang motoprix regional Sulawesi, dan kejuaraan rally di perkebunan tebu Kabupaten Takalar.

Untuk ajang indoprix yang merupakan kejuaraan balap motor terbesar di Indonesia itu, Pengprov IMI Sulsel memang belum pernah mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara.

"Kejuaraan ini menjadi wadah bagi setiap pebalap untuk pembuktian sejauh mana potensi mereka di lintasan resmi. Kami tentu berharap dari sejumlah kejuaraan ini melahirkan atlet yang bisa memberikan prestasi khususnya di PON 2016," ujarnya.

Minta Dukungan Pemerintah

Selain memperbanyak kejuaraan, salah satu hal yang penting dalam peningkatan kualitas atlet tentu saja ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk masalah ini dibutuhkan dukungan dari pemerintah setempat dalam menyiapkannya.

Bendahara FPTI Sulsel, Armansyah, mengakui pihaknya memang sulit mempersiapkan diri secara maksimal untuk persiapan pra-PON 2015 karena keterbatasan tempat latihan.

Menurut dia, sarana panjat tebing yang satu lokasi dengan lapangan Hasanuddin di Jalan Jenderal Sudirman Makassar tersebut, juga terkadang tidak bisa digunakan karena dijadikan lokasi kegiatan yang lain.

"Untuk itu, kami inisiatif untuk kembali menggunakan sarana latihan di Dinas PU Sulsel. Namun hal itu juga butuh dukungan pemerintah dan KONI Sulsel karena saat ini yang tersisa hanya rangka besinya saja," katanya.

Pengprov FPTI Sulsel juga berharap pihak KONI Sulsel bisa memediasi antara pihaknya dengan Dinas PU Sulsel. Pihaknya berharap bisa segera terealisasi demi menjaga peluang Sulsel meraih hasil maksimal di pra-PON 2015 dan PON 2016.

"Kami berharap sarana latihan di Dinas PU Sulsel bisa segera dilengkapi sehingga atlet bisa lebih fokus berlatih," harapnya. N Yuliastuti

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024