Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Pusat Statistik Provisi Sulawesi Selatan meliris Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2015 sebesar 105,53 persen atau naik sebesar 0,67 persen dibandingkan pada Februari 2015 mencapai 103,84 persen.

"Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa dikonsumsi rumah tangga maupun keperluan produksi pertanian," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam, di Makassar, Rabu.

Menurut dia, lima subsektor NTP seperti Tanaman Pangan tercacat 101,08 persen, Holtikultura 105,80 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 106,17 persen, Peternakan 107,35 persen dan subsektor Perikanan sebesar 104,56 persen.

"Bila dibandingkan dengan NTP Februari 2015 tiga dari lima subsektor mengalami kenaikan seperti subsektor Tanaman Pangan 2,48 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,86 persen, Peternakan 0,13 persen.

Sementara untuk subsektor Holtikultura dan Perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,57 persen dan -0,68 persen.

Diketahui untuk NTP tertinggi dicapai di Kawasan Timur Indonesia, lanjutnya, yakni Provinsi SulSel dengan nilai sebesar 104,53 yang diikuti Sulawesi Barat 102,94, Maluku Utara 102,59, Gorontalo sebesar 101,71, dan Maluku 100,65.

Sedangkan NTP terendah terjadi di Papua sebesar 97,42 disusul Sulawesi Utara sebesar 97,49, kemudian Sulawesi Tengah 97,85, selanjutnya Sulawesi Tenggara 98,15, dan Papua Barat 99,69.

"NTP secara nasional sebesar 101,50 atau mengalami penurunan sebesar 0,68 persen dari bulan sebelumnya tercatat sebesar 102,19," katanya. Agus Setiawan

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024