Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Ratusan pedagang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, melakukan aksi demo terhadap pemerintah setempat terkait menjamurnya swalayan di daerah itu.

"Kami mendesak agar Pemerintah Kabupaten Majene konsisten dengan keputusannya pada Januari lalu yang tidak akan mengizinkan penambahan swalayan atau toko retail baru," kata Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar Sentral Majene (FKP2SM), Umar Thayyeb dalam orasinya di Majene, Senin.

Massa sempat melintas di depan sejumlah swalayan seperti Alfamidi dan Indomaret, namun tidak sampai terjadi keributan. Sementara itu, terlihat puluhan polisi diturunkan untuk mengamankan aksi pedagang.

Di depan pasar sentral, para pedagang menggelar orasi tentang kebulatan tekad para pedagang untuk berjuang bertahan dari serbuan pengusaha besar dari luar.

Para pedagang yang mayoritas menggunakan sepeda motor itu kemudian menggelar aksi konvoi melintas ke sejumlah tempat di kabupaten Majene antara lain DPRD, Kantor Bupati. Massa pun ikut berkonvoi hingga ke Pellattoang, Kecamatan Tammerodo Sendana juga melewati sejumlah swalayan seperti Alfamidi dan Indomaret.

Umar Thayyeb menyampaikan, aksi kali ini untuk deklarasi menandai lahirnya forum pedagang se Kabupaten Majene yang akan mengawal dan mengadvokasi para pedagang kecil.

Menurut Umar, selain para pedagang pasar, forum pedagang se Majene ini juga menghimpun para pedagang kecil di luar pasar sentral Majene, seperti para pedagang kaki lima di pinggir jalan hingga pedagang pasar di luar kota Kabupaten Majene.

"Kami mengingatkan kepada pemerintah kabupaten untuk konsisten pada janjinya untuk tidak lagi menambah swalayan, dengan jumlah swalayan saat ini saja pedagang sudah terus merugi, apalagi kalau ditambah lagi," kata Umar.

Jumlah swalayan (Alfamidi dan Indomaret) di Majene hingga saat ini mencapai tujuh unit, pedagang menengarai swalayan akan kembali bertambah khususnya di kecamatan Banggae Timur.

Menurut pedagang, jumlah swayalan tersebut sudah berlebihan karena Majene hanya berpenduduk 120 ribu lebih, dibandingkan kabupaten Polewali Mandar berpenduduk kurang lebih 500 ribu jiwa, swalayan hanya berjumlah lima unit.

Dia menjelaskan, sejak terus dibangunnya Alfamidi dan Indomaret beberapa tahun terakhir, pendapatan para pedagang terus turun, kerugian terus bertambah dan bahkan sebagian pedagang kecil juga mengaku kesulitan melunasi kredit akibat sepinya pembeli.

"Pemerintah tidak lagi melindungi pedagang kecil dengan menjamurnya swalayan. Tidak logis kalau pedagang kecil seperti kami disuruh bersaing bebas dengan pedagang besar," katanya.  FC Kuen

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024