Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah pusat kembali melakukan sosialisasi terkait Program Kartu Indonesia Pintar tahun pelajaran 2015-2016 di Sulawesi Selatan.

"Untuk Sulawesi Selatan berdasarkan siswa dari keluarga kurang mampu dari penerima bantuan dari Kartu Keluarga Sehat atau KKS sekitar enam ribu sampai tujuh ribu orang," kata anggota Pengendali Cluster I TNP2K Dyah Larasati di Makassar, Rabu.

Dalam temu wartawan serta sosialisasi Program Indonesia Pintar, Dyah menjelaskan saat ini Kartu Indonesia Pintar sedang dikerjakan sehingga dalam waktu dekat segera diditribusikan.

"Saat ini ada tiga proses tender yakni perusahaan pembuatan kartu, perusahaan jasa distribusi hingga pengambilan dana bantuan di perbankan masing-masing sedang berjalan," katanya.

Kendati proses tender sementara berjalan di tingkat pusat , pihaknya memastikan penerima manfaat program tersebut diperkirakan lesai pada Mei 2015 hingga penerima manfaat tepat sasaran.

"Kami mengambil data berdasarkan dari KKS penerima manfaat, dengan harapan penerima bantuan tepat sasaran. Bila mana natinya ada penerima yang tidak berhak mohon dikembalikan ke pihak distribusi jasa pengiriman," harapnya.

Selain itu pihaknya meminta bagi masyarakat kurang mampu dalam menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan, sebaiknya memasukkan permohonan ke pemerintah setempat, sekolah dan Dinas pendidikan.

Asisten Deputi Bidang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Kemenko PMK, Asril umar menambahkan, guna meningkatkan kesejahteraan pemerintah mendorong keberlanjutan pendidikan anak dari keluarga kurang mampu untuk terus melanjutkan pendidikan.

Program Indonesia Pintar merupakan bantuan tunai pendidikan yang ditujukan bagi anak usia sekolah antara 6-21 tahun dari keluarga penerima KKS atau memenuhi kriteria ditetapkan pemerintah.

Tahun ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan Kementerian Agama akan membagikan KIP kepada 20,3 juta anak termasuk anak putus sekolah.

"Program Indonesia Pintar juga mencakup anak putus sekolah. Syaratnya mereka harus mendaftar ke lembaga pendidikan baik formal maupun non formal setelah mereka menerima KIP," jelasnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Prof Nur Kholis Setiawan mengemukakan program terseut tidak hanya menyasar siswa sekolah dan madrasah saja, tetapi diberikan juga pada peserta didik yang terdaftar di Pondok Pesantren.

"Para santri yang mengikuti pendidikan mengaji di Pondok Pesantren usia 16-21 memenuhi kriteria juga diberikan KIP dan berhak mendapatkan bantuan tunai pendidikan," tambahnya. KIP yang akan dibagikan secara nasional tahun ini berjumlah 11,3 juta anak ditingkat SD, Madrasah Ibtidaiyah, Sederajat senilai bantuan Rp225 per orang per semester.

Sedangkan di tingkat SMP, Madrasah Tsanawiyah sederajat berjumlah 5,3 juta anak dengan nilai bantuan Rp375 ribu per orang persemester.

Sementara di tingkat SMA, SMK, MA dan sederajat berjumlah 3,8 juta anak dengan nilai bantuan Rp500 ribu per orang per semester. N Yuliastuti

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024