Kendari (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal, memperkenalkan produk permata lokal berupa liontin kepada Menteri Pendustrian (Menperin), Saleh Husin.

Promosi produk permata liontin bercorak "jasper batik Roko-roko" asal Bombana itu diserahkan dalam bentuk cinderamata kepada Saleh Husin saat mengunjungi stand pameran Pemerintah Provinsi Sultra yang digelar oleh Kementerian Perindustrian, 21-24 April 2015 di areal IKM Jakarta.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Bombana, M. Kasim D. dihubungi dari Jakarta, Jumat, mengatakan, selain Menperin, pihak menyematkan cincin tembaga permata piros warna biru kepada Wiranto (Ketua Umum DPP Partai Hanura) saat berkunjung di stand tersebut.

Dalam kesempatan itu, Menperin Saleh Husin memberikan apresiasi dan perhatian besar terhadap pengembangan potensi usaha batu mulia di seluruh daerah, termasuk Sultra.

"Hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi alam khususnya batu berharga, sehingga perlu mendapat perhatian serius untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar Saleh.

Potensi sumber daya alam, khususnya batu mulia di Indonesia, kata dia, terus didorong oleh pemerintah untuk diolah sebaik mungkin, sehingga dapat memiliki kualitas tinggi menjadi komoditas ekspor.

"Jadi tidak hanya bersaing secara nasional, melainkan juga di dunia internasional," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Bombana mengatakan, pihaknya memberi cenderamata tersebut kepada Menperin Saleh Husin dan Wiranto semata-mata untuk mempromosikan batu berharga asal Bombana, agar dapat dikenal di seluruh Nusantara dan dunia.

"Batu permata asal Bombana terutama batu berharga dari Pulau Kabaena yang memiliki ragam warna sudah terkenal luas di wilayah Sultra, maka momen pameran ini kita manfaatkan semaksimal mungkin mempromosikan produk lokal kita," ujarnya.

Kasim juga mengakui, hasil olahan batu mulia asal daerahnya masih perlu ditingkatkan, agar memiliki kualitas yang baik dan dapat berdaya saing tinggi.

"Batu Bombana sebenarnya memiliki kualitas tinggi, tidak kalah dengan daerah lain, tapi peralatan pengolahannya masih bersifat manual, sehingga hasilnya masih nampak sederhana," ujarnya.

Oleh karena itu, melalui pameran berslogan "Demam Batu Akik 2015" itu, ia berharap selain memperkenalkan sejumlah potensi lokal asal daerah itu untuk dikenal lebih luas, baik skala nasional maupun internasioanl, juga bisa menjadi motivasi pengrajin batu mulia untuk meningkatkan kualitas produk yang lebih baik. L.O. Masrafi

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024