Makassar (ANTARA Sulsel) - PT ZTE Indonesia mencoba menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar dengan menawarkan sistem pelacak lokasi keadaan darurat (Emergency) yang akan mendukung program Smart City (kota pintar).

"Kami akan berkontribusi pada program pemerintah kota dan salah satunya dengan cara menawarkan sistem yang kami punya ini, sistem pelacak lokasi emergency," ujar pimpinan ZTE Indonesia, Whan Juhn di Makassar, Selasa.

Perusahaan yang bergerak di bidang penyedia telekomunikasi ini menggunakan teknologi khusus Handy Talky (HT) yang dilengkapi dengan alat untuk memotret serta pengirim pesan singkat (SMS) maupun pesan bergambar (MMS).

"Kami menawarkan sistem pelacak emergency dengan menggunakan peralatan HT yang bisa digunakan masyarakat untuk momotret, mengirim pesan, atau foto dan melacak lokasi kejadian secara otomatis untuk semakin memudahkan pelayanan publik dan mendukung pengembangan Smart City di kota ini," katanya.

Perangkat HT yang dilengkapi kamera dan fasilitas SMS atau MMS ini terintegrasi dengan semua layanan publik seperti ambulance dan pemadam kebakaran.

Informasi yang dikirim masyarakat melalui HT dengan spesifikasi khusus dari ZTE akan diterima server di ruangan pusat control dan langsung memberikan informasi ke rumah sakit (ambulance), kantor polisi, dan pemadam kebakaran terdekat jika ada panggilan emergency.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto sempat membandikan teknologi Made in Cina ini dengan apa yang pernah disaksikannya di Kanada pada kunjungannya bersama KPK RI beberapa hari yang lalu.

Namun, Danny lebih memperlihatkan ketertarikannya dengan sistem ZTE ini dengan alasan kemiripan kultur dan kesamaan kebutuhan dengan warga Makassar.

Hanya saja Danny meminta untuk dilakukan kajian lebih mendalam lagi sehingga perangkat-perangkat layanan publik yang disiapkan bisa benar-benar diselaraskan dengan apa yang menjadi kebutuhan warga Makassar.

"Saya minta supaya bisa di-customise sesuai kebutuhan kita dan kalau bisa ada teknologi drone sehingga begitu sistem ini melacak lokasi emergensi maka drone itu langsung bisa bergerak ke titik yang dimaksud dan merekam setiap kejadian secara real time untuk kemudian bisa diberi tindakan," ucapnya.

Pihak ZTE pun tampak setuju dengan permintaan Danny. Pada tahap negosiasi tersebut wali kota menyampaikan bahwa dirinya memiliki gagasan besar untuk mewujudkan pelayanan publlik yang lebih baik di kota ini.

Namun di sisi lain, Danny punya masalah seperti kendala biaya. Ia pun menawarkan model kerjasama dengan membeli HT produk ZTE dengan catatan biaya sistemnya dibayarkan 50 persennya saja.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kadis Kominfo Ismoenandar, Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin, Kadis Pemadam Kebakaran, Imran Samad, serta beberapa pejabat di lingkup Dinas Kominfo Kota Makassar. FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024