Kupang (ANTARA Sulsel) - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Tay Ruba mengatakan Pulau Timor sangat berpotensi menjadi sentra produksi padi di daerah itu karena memiliki lahan yang cukup luas.

"Untuk merealisasikan sentra tersebut diperlukan tiga buah waduk berkapasitas besar untuk menampung air pada musim hujan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan 16 ribu hektare areal lahan persawahan yang selama ini belum digarap," kata Yohanis Tai Ruba kepada Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu ketika ditanya seputar pernyataan Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang yang mengatakan NTT bisa swasembada beras jika pemerintah fokus menggarap areal persawahan di tiga wilayah di Pulau Timor secara optimal.

Tiga titik itu, adalah areal persawahan Benenain seluas 7.000 hektare di Kabupaten Makaka, areal persawahan Bena seluas 6.000 hektare di Kabupaten TTS dan persawahan Oepoli seluas 4.000 hektare.

Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang mengatakan bahwa ia mendukung upaya pemerintah dalam mendorong swasembada pangan dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diyakni bisa berswasembada beras.

Hanya saja, swasembada beras itu bisa dicapai jika pemerintah fokus pada perbaikan saluran irigasi di tiga titik yang ada di Pulau Timor.

Uskup Agung mengatakan dirinya sudah belasan tahun tinggal di NTT dan sudah melakukan perjalanan ke seluruh wilayah NTT.

Dari pengamatan di lapangan, kata dia, ada tiga titik di pulau Timor yang memiliki potensi luas biasa dan jika dioptimalkan maka bukan tidak mungkin NTT bisa swasembada beras.

Tiga titik itu adalah daerah irigasi Oepoli di Kabupaten Kupang, Bena di Kabupaten TTS dan Benenain di Kabupaten Malaka. Semuanya di Pulau Timor.

"Kalau pemerintah fokus memperbaiki jaringan irigasi di tiga titik ini, maka semua lahan persawahan bisa digarap optimal dan produksinya bisa memenuhi kebutuhan daerah," katanya.

Dia mengaku sudah melakukan penghitungan dan dari segi produksi diyakini mampu membuat NTT swasembada beras.

Menurut Yohanis Ruba Tay, potensi lahan persawahan di tiga kawasan itu baru digarap sekitar 30 persen. Itu pun hanya sekali tanam dalam setahun.

Menurut dia, potensi lahan persawahan itu bisa dioptimalkan tetapi harus dibangun tiga waduk berkapasitas cukup untuk menampung air pada musim hujan.

Jika ada waduk yang bisa menampung air, maka areal persawahan itu bisa dioptimalkan dan Pulau Timor bisa menjadi sentra produksi padi.

"Kalau ada air yang cukup maka daerah persawahan itu bisa ditanami dua sampai tiga kali dalam setahun, sehingga produksinya bisa lebih optimal," katanya.  Farochah

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024