Takalar, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Kepala Desa Tompo Tana, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, Sulsel Tajuddin Daeng Ngirang mengatakan, potensi rumput laut di Pulau Tanakeke mencapai 200 ton pada puncak musim panen.

"Puncak masa musim panen itu pada Desember - Juni, karena pada masa itu kondisi cuaca cocok untuk budidaya rumput laut," kata Tajuddin di Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulsel, Minggu.

Dia mengatakan, sekitar 80 persen warga di desanya menggeluti usaha tambak dan budidaya rumput laut.

Menurut dia, sejak 1980-an warga di desa dan desa tetangganya sudah mulai mengembangkan usaha pertambakan dan menyusul usaha budidaya rumput laut.

"Untuk usaha budidaya itu dilakukan per rumah tangga, namun pada saat panen dan penjualannya dilakukan secara berkelompok," katanya.

Khusus di wilayah yang dipimpinnya, lanjut dia, terdapat 318 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 1.110 jiwa berdasarkan Sensus Pendududuk 2013.

Salah seorang warga Desa Tompo Tana Nurlina Daeng Puji mengatakan, budidaya rumput laut yang digelutinya ini bersama warga lainnya itu panen tiga kali setahun.

"Puncak produksi rumput laut itu terjadi pada Desember hingga Juni. Kalau harga rumput baik di pasaran produksi kami terbeli rata-rata Rp14 ribu per kilogram," katanya.

Hanya saja belakangan ini, lanjut dia, harga rumput laut hanya dibeli oleh pengumpul atau juragan antara Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kg. Sementara jenis rumput yang dibudidayakan warga Tanakeke umumnya adalah jenis spinosum sp.

Alasannya, jenis rumput laut tersebut cukup tahan penyakit, sehingga lebih banyak warga Tanakeke yang mengembangkannya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024