Mamuju (ANTARA Sulbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Barat terus mendorong pengembangan budidaya air payau untuk mendongkrak peningkatan pendapatan petani di daerahnya.

"Daerah Sulbar memiliki area tambak yang cukup luas. Namun area yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi tersebut belum tertangani dengan baik. Maka dari itu, berbagai upaya akan kita lakukan agar potensi ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat," kata Kepala DKP Sulbar, Parman Parakkasi di Mamuju, Minggu.

Menurut dia, program pengembangan budidaya tambak belum mendapatkan porsi pada APBD sehingga banyak pembudidaya yang mengeluh akibat kurangnya sentuhan bagi mereka.

Parman menyebutkan, perlu ada penataan ulang sistem pengairan tambak di Sulbar ini. Penataan itu harus dilakukan di semua wilayah Sulbar yang memiliki potensi tambak.

Tujuannya, kata dia, agar air yang masuk ke tambak tidak sama dengan saluran pembuangan. Hal ini penting agar kualitas air tetap terjamin demi menjaga kelangsungan budidaya serta ikan akan lebih sehat dan produktif.

Parman mengakui, jika peran pemerintah terhadap petambak budidaya air payau belum maksimal. Akibatnya, potensi lahan tambak di Sulbar belum memberikan nilai positif bagi peningkatan ekonomi daerah.

Kurangnya perhatian pemerintah juga diakui Ketua kelompok pembudidaya ikan air payau di Dusun Rarani Desa Kabuloang Kecamatan Kalukku Mamuju, Sugeng Rianto.

Sugeng mengatakan, pembudidaya membutuhkan bantuan excavator untuk mengeruk area tambak karena yang ada sekarang ini hanya satu unit sehingga tak mampu mencover seluruh kebutuhan pembudidaya.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024