Kupang (ANTARA Sulsel) - Sejumlah pengusaha batu di Nusa Tenggara Timur membentuk Asosiasi Batu Akik dan Permata Timor untuk menjaga stabilitas harga kedua jenis batu tersebut terutama untuk pembeli dari luar NTT.

Kepala Asosisasi Batu Akik dan Permata Timor Simeon Benu di Kupang, Selasa, mengatakan selama ini para pengusaha batu asal NTT selalu dibayar murah untuk penjualan batu-batu alam alam asal NTT khususnya pulau Timor.

"Contohnya batu marmer asal Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) yang hanya diberi harga kurang dari Rp50 juta, padahal batu marmer kita kualitasnya terbilang bagus bukan hanya secara nasional tetapi secara internasional," katanya kepada Antara, ditemui saat menggelar pameran Batu akik asal NTT di Kupang.

Asosiasi yang baru dibentuk itu beranggotakan sejumlah pengusaha batu, pengemar batu, pengrajin serta investor batu yang berasal dari NTT.

Selain batu marmer, batu akik yang saat ini mulai digemari semua kaum tersebut juga sering dibeli dengan harga murah oleh para pengusaha batu akik dari luar NTT.

"Mereka membeli dengan harga murah, kemudian saat dibawa pulang ke daerahnya, mereka mengklaim batu akik tersebut berasal dari daerahnya. Batu-batu kita sering diklaim sehingga batu akik NTT tidak dikenal," tambahnya.

Ia mengakui Asosiasi tersebut belum memiliki struktur secara lengkap namun dalam waktu dekat akan mulai dibentuk dan pemerintah NTT akan diminta untuk mengesahkan asosiasi tersebut sebagai bagian dari perhatian pemerintah terhadap para pengrajin batu serta pengusaha asal NTT.

Simeon juga mengharapkan agar pemerintah daerah mengeluarkan Perda serta aturan yang tegas untuk melindungi pengumpul-pengumpul batu sehingga batu-batu yang dimiliki tidak dijual dengan harga murah.

"Saya rasa kalau hal ini diperhatikan, pemasukan pemda juga akan bertambah. Kita saling membantu dengan hal ini, pemerintah memperhatikan kami, kami juga akan memberikan pemasukan bagi pemerintah," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Nus Barbosa pria asal Sumatra yang ikut dalam pameran tersebut yang menyayangkan jika batu-batu akik serta permata di NTT dijual murah keluar NTT.

"Sayang sekali para pengumpul batu, pengrajin serta pengusaha hanya diberi harga rendah saat pengusaha dari luar datang dan mencari batu-batu kita," kata pria pengagum batu-batu akik dari NTT tersebut.

Ia sendiri dalam pameran batu akik tersebut membawa sejumlah batu akik asli asal Kefa, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) seperti Kalidon Panca warna, Biosolar, Lavender, Badar mutif dan badar batik, batu lumut (merah, Kuning serta hijau), Batu combo mutif wayang, Pirus ijo, kornelia merah, raflesia serta cempaka yang bernilai jual tinggi.

"Ini semuanya dari kefa, tak satupun dari luar NTT," katanya menegaskan soal batu-batu yang dibawa serta dijual di tempat tersebut.

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Kota Kupang, karena telah memberikan tempat bagi mereka untuk menunjukkan dan memamerkan batu akik asal NTT.

Sudah saatnya batu akik asal NTT diperkenalkan secara nasional," tututnya.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor :
Copyright © ANTARA 2024