Mamuju (ANTARA Sulbar) - Kapolsek Kecamatan Korossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat AKP Haeruddin mengatakan konflik lahan di daerahnya berpotensi terjadi karena banyak lahan yang masih bermasalah kepemilikannya.

"Berdasarkan hasil pantauan kami konflik lahan bisa saja terjadi dua tiga tahun kedepan khususnya di Desa Senjango Kecamatan Korossa," kata Kapolsek Kecamatan Korossa pada acara rapat koordinasi gangguan keamanan dalam rangka mengantisipasi konflik sosial di Mamuju, Sabtu.

Rapat koordinasi tersebut digelar kerjasama Badan Kesatuan Bangsa Provinsi Sulbar dan organisasi masyarakat Forum Persaudaraan Pemuda Sulbar (FPPS).

Kapolsek Korossa mengatakan belum ada gejala konflik sosial di Kecamatan Korossa kecuali konflik sengketa lahan yang diprediksi bisa terjadi bila tidak dilakukan pencegahan secara maksimal.

Menurut dia, masyarakat mengklaim tanah adat di Desa Sengajo padahal tidak ada tanah adat di wilayah tersebut.

Dia mengatakan hal ini akan menjadi konflik karena ternyata di wilayah itu juga tanah diperjual belikan.

"Di Kabupaten Mamuju Tengah banyak titik yang berpotensi terjadi konflik lahan, kedepan ini mesti menjadi prioritas untuk dicegah, melalui koordinasi seluruh pihak," katanya.

Ia mengatakan potensi konflik lain seperti gerakan radikal seperti ISIS belum ada ditemukan di wilayah Kecamatan Korossa namun tetap mesti diwaspadai melalui koordinasi bersama pemerintah masyarakat dan aparat keamanan.

Sementara untuk aksi geng motor, masyarakat diminta melakukan pencegahan seperti meningkatkan peran orangtua untuk melakukan pengawasan terhadap anak jangan sampai terlibat aksi yang mengganggu keamanan daerah.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024