Makassar (ANTARA Sulsel) - Pakar Klimatologi Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Kaimuddin menilai fenomena iklim kemarau panjang El Nino tidak akan mempengaruhi produksi padi di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Daerah pertanian yang perlu diwaspadai terkena dampak El Nino adalah wilayah Barat Sulsel, sementara daerah sentra produksi padi Sulsel berada di wilayah Timur," kata Kaimuddin saat ditemui di Makassar, Jumat.

Menurut Dosen Fakultas Pertanian Unhas tersebut, gejala El Nino terjadi di Samudera Pasifik, dan hanya akan berdampak pada daerah-daerah dengan pola iklim monsun yakni di wilayah Barat Sulsel, sementara daerah dengan pola iklim ekuatorial dan iklim lokal seperti di wilayah Timur dan Utara tidak akan terpengaruh.

"Di Sulsel, ketiga pola iklim ada," tambahnya.

Di wilayah Barat, kabupaten yang akan mengalami kekeringan karena dampak El Nino, menurut dia, adalah Kabupaten Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Makassar, dan Jeneponto.

"Kabupaten Bantaeng masih tentative," imbuhnya.

Sementara sentra produksi padi Sulsel, berada di wilayah Timur pada Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Luwu (Bosowasipilu), yang diyakini tidak akan terkena dampak El Nino.

"Yang kemungkinan terjadi justru produksi Jagung yang terganggu, karena wilayah Barat itu sentra produksi Jagung," jelasnya.

Kaimuddin juga mengingatkan bahwa saat ini telah terjadi penurunan keterampilan petani dalam memprediksi cuaca akibat terjadinya pergeseran musim.

"Jika dulu `skill of forecast` petani mencapai 60 hingga 70 persen, saat ini hanya sekitar 50 persen, ini yang perlu menjadi perhatian karena pergeseran musim ini akan membingungkan petani," ujarnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024