Mamuju (ANTARA Sulbar) - Kemarau yang melanda sejak Juni 2015 membuat petani di wilayah Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat harus memilih menanam ubi jalar.

"Petani harus pintar menghadapi kekeringan kalau tidak mau rugi dalam mengembangkan lahan pertaniannya, yakni dengan menanam tanaman jangka pendek seperti menanam ubi jalar," kata Ankon, salah seorang petani di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan, sawah petani di Kecamatan Kalukku yang mencapai ratusan hektare tidak diairi menggunakan sarana irigasi teknis yang memadai, tetapi menggunakan sarana irigasi sederhana bahkan ada yangmengandalkan sawah tadah hujan.

Menurut dia, dalam kondisi seperti itu maka petani kesulitan menghadapi musim kemarau karena kekeringan sehingga petani menanam tanaman jangka pendek seperti ubi jalar yang harga jualnya juga menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

"Petani dapat rugi karena modal jika memaksakan bertanam padi dimusim kemarau karena padi bisa mengalami puso atau gagal panen, inilah yang membuat petani harus bersiasatagar tidak rugi," katanya.

Ia mengatakan, petani harus bersiasat menanam ubi jalar agar lahan pertaniannya tidak menganggur seperti antara bulan Juli sampai September mendatang

"Kalau kemarau seperti ini kekeringan sulit diantisipasi dan petani tidak mau menanggung resiko menanam padi, jadi hanya menanam tanamanjangka pendek seperti ubi jalar bahkan ada yang menanam ubi kayu serta pisang yang nilai jualnya ketika dipasarkan juga menjanjikan," katanya.

Menurut dia, petani hanya bertanam padi pada saat bulan Maret sampai Mei disaat musim hujan entintasnya menurun dan panen ketika akan memasuki kemarau.

"Seperti yang sudah dilakukan petani hanya menanam padi dua kali dalam setahun antara bulan Maret sampai Mei dan bulan September sampai Desember disaat musim hujan tiba yang tidak ada resiko kekeringan, disaat musim kemarau petani menanam tanaman jangka pendek," katanya.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024