Makassar (ANTARA Sulsel) - Tiga wilayah di Makassar, Sulawesi Selatan mulai kekeringan dan kekurangan air bersih akibat musim kemarau, yakni di Kecamatan Tamalanrea, Biringkanaya dan Tallo.

Berdasarkan pantauan, Rabu, sejumlah warga terlihat mengantre air bersih di Kelurahan Manggala, Antang Kecamatan Tamalanrea saat pembagian air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diperuntukkan bagi warga sekitar.

"Air diberi gratis minimal dua jerigen satu orang, tidak boleh lebih. Air bersih di sini sulit sumur pun sudah mengering," ucap Ratna (29) warga sekitar saat di temui sedang mengisi air di jerigennya.

Secara terpisah di Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya, warga juga mengantre untuk mendapatkan air bersih namun harus dibeli seharga Rp1.500 per jirigen kapasitas 20 liter.

"Sudah langganan kalau masuk kemarau seperti ini maka air bersih susah pak. Terpaksa harus dibeli di sini, kalau tidak air minum di rumah tidak ada," paparnya.

Menurut dia, menjadi rutinitas setiap hari mengambil air sumur di rumah Mustafa salah satu warga sekitar yang memiliki sumber mata air di sumurnya sehingga warga tertolong mendapatkan air bersih.

"Kami berharap agar pemerintah di tahun mendatang membuat tempat penampungan air bagi warga sekitar untukk dikonsumsi, dan sebaiknya diberikan gratis agar tidak menjadi beban masyarakat khusunya di masa yang serba sulit ini," harapnya.

Sementara Mustafa pemilik sumur di RW 02 Bulurokeng ini juga memanfatkan musim kemarau dengan berjualan air mengingat sumurnya sejak dulu sampai saat ini tidak pernah surut kerana mempunyai mata air yang cukub baik mengalirkan air.

"Sebagian saya jual, tapi kalau ada warga yang tidak mempunyai uang lebih maka digratiskan, ini dilakukan untuk menutupi biaya listrik karena menggunakan pompa air," tuturnya.

Untuk wilayah kekeringan di daerah Biringkanaya, Sahrung selaku Camat setempat mengungkapkan memang daerah paling parah mengalami kekeringan di wilayah Bulorokeng dengan jumlah penduduk sekitar 500 orang.

"Bantuan pemerintah melalui PDAM kami harapkan dengan menyiapkan truk air bersih ditempatkan pada daerah yang rawan kekeringan salah satunya di Bulorokeng untuk keperluan warga sekitar," tambahnya.

Sedangkan daerah yang mengalami kekeringan lainnya di Kecamatan Tallo. Setiap petang puluhan warga mengantre air bersih di salah satu rumah warga di kelurahan Sabutung yang mempunyai air bersih.

"Bukan hanya saya, tapi banyak warga di daerah Sabutung ini yang punya air dari PDAM tapi tidak mengalir, padahal rajin bayar, mengantre disini karena air PDAM nya jalan, itupun dibeli Rp1.000-Rp2.000 per jirigen," ungkap Hasanuddin warga setempat.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar memprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga akhir Oktober 2015 mengingat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan hujan.

"Diperkirakan kemarau akan berakahir sekitar akhir Oktober, namun musim kemarau ini diprediksi tidak berkepanjangan dan akhir tahun musim hujan akan kembali normal," sebut Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Sujarwo.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024