Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad menyatakan jika nomor urut yang didapatkan pasangan calon kandidat itu bukanlah nomor keberuntungan, melainkan hanya penanda saja.

"Ada stigma yang melekat dalam masyarakat khususnya bagi para pasangan calon kandidat dan para pendukungnya jika mendapatkan nomor tertentu, akan lebih hoki," kata Firdaus Muhammad di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, banyaknya pasangan calon yang langsung memberikan pemaknaan dengan menyandingkan keberuntungan serta kearifan lokal pada nomor-nomor tertentu sudah terjadi sejak lama dalam pesta demokrasi di Sulawesi Selatan.

Namun semua itu haruslah dibuktikan dari pasangan calon kandidat, tim pemenangan dan mesin partai pengusung untuk menyiapkan strategi politik dan menjual program yang mungkin lebih disenangi oleh masyarakat.

"Semua tergantung strategi politik dan program yang lebih tepat sasaran. Jadi nomor urut itu tidak memiliki pengaruh besar. Intinya, bagaimana program yang ditawarkan kepada masyarakat itu diterima dengan baik," kata Firdaus.

Soal keuntungan nomor urut yang didapatkan para pasangan calon kandidat, tergantung kandidat yang bertarung seperti apa memaknai angka tersebut.

Bagi Firdaus, nomor urut dalam ajaran agama Islam semua sama, hanya saja mengenai angka 1, 2 dan 3 diakuinya adalah angka yang dicintai Tuhan.

"Misalnya nomor 1 diartikan juara, 2 atau angka genap atau berimbang atau 3 angka ganjil sebagai angka yang dicintai Tuhan dan semacamnya," pungkasnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024