Makassar (ANTARA Sulsel) - Dua film yang sebelumnya ditampilkan di berbagai festival film mancanegara diputar secara perdana di Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai rangkaian ajang pencarian bakat bertajuk " Makassar SEA Screen Academy 2015".

Pendiri sekaligus Direktur Makassar SEA Screen Academy, Riri Riza di Makassar, Kamis, mengatakan dua film yang pertama kalinya diputar itu masing-masing berjudul " Siti" yang disutradai Eddie Cahyono serta Lelaki Harapan Dunia/Men Who Save World karya Liew Seng Tat asal Malaysia.

"Kita sengaja menunjukkan film ini agar para sineas asal Makassar bisa melihat dan terinspirasi tentang film yang layak ditonton," jelasnya.

Untuk pemutaran film pertama berjulul "Siti" mulai diputar pada malam ini di Rumata, artspace Makassar. Sedangkan untuk film kedua baru direncanakan pada Jumat (28/8) besok.

Ia menjelaskan, para peserta yang diundang selain mendapatkan tontonan gratis juga bisa berdiskusi langsung dengan para pembuat film tersebut. Ajang diskusi ini tentu memberikan manfaat bagi para sineas muda Makassar.

Para sineas Makassar juga bisa bertanya segala hal terkait film seperti bagaimana proses pembuatan, ide cerita, biaya produksi hingga masalah pengambilan gambar.

"Kami sengaja menghadirkan para sutradaranya untuk memberikan pelajaran dan membagi pengalamannya hingga filmnya bisa diputar di festival mancanegara," katanya.

Film "Siti" sebelumnya diputar di festival film Singapura, Ritterdam dan Shanghai Festival. Sedangkan film berjulul "Lelaki Harapan Dunia/Men Who Save World" telah diputar di festival film Toronto, Locarno, Vancouver, Busan, Golden Shores, Rotterdam, dan Goteborg Film Festival.

Untuk film Siti sendiri bercerita kehidupan perempuan bernama Siti (24) yang harus mengurus ibu mertuanya bernama Darmi serta Bagas (anak) dan Bagus sebagai suaminya yang lumpuh akibat kecelakaan laut. Bahkan kapal Bagus yang baru dibeli dengan uang pinjaman ikut hilang dilaut.

Siti berjuang untuk menghidupi ketiganya sendirian. Disaat keadaan makin terjepit karena lilitan hutang, Siti terpaksa bekerja siang dan malam

Pada siang hari Siti berjualan peyek jingking di Parangkritis, sementara malam hari Siti bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke. Bekerja sebagai pemandu karaoke membuat Bagus tidak mau berbicara dengan Siti yang tentu membuatnya prustasi.

Kehidupan malam di tempat karaoke membuat Siti berkenalan dengan seorang polisi bernama Gatot dan ingin menikahinya. Kondisi itu membuat Siti kebingungan. Namun tekanan hidup Siti membuat dirinya memilih untuk kebahagian dirinya.

Sementara untuk film kedua bercerita tentang sebuah kampung yang mengalami kekacauan akibat kesalahpahaman penduduk kampung yang menyangka sebuah rumah milik Pak Awang yang berada di hutan dan hendak dipindahkan ke tengah kampung ternyata dihuni oleh "hantu".

Dugaan makin kuat ketika penduduk kampung melihat seorang pendatang Afrika yang lari dari Kuala Lumpur yang secara sembunyi-sembunyi menempati rumah tersebut. Pak Awang coba meyakinkan penduduk jika itu tahyul tapi tidak ada penduduk yang percaya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024