Makassar (ANTARA Sulsel) - Tim peserta mendukung perubahan regulasi yang diputuskan Mahaka Sport and Entertainment selaku operator tentang sistem perhitungan poin pada turnamen Piala Presiden Grup D di Stadioan Gelora Andi Mattalatta Mattoanging Makassar, Sulawesi Selatan.

Pelatih Kepala Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan di Makassar, Minggu, mengatakan tidak mempersoalkan tentang perubahan regulasi dimana pada awalnya dalam setiap pertandingan yang berakhir imbang harus ditentukan pemenangnya dengan adu penalti.

"Kalau saya terkait perubahan regulasi sejauh ini baik-baik saja dan tidak ada masalah. Mungkin kita sama-sama tahu jika kemenangan penalti itu identik dengan keberuntungan. Intinya perubahan regulasi meniadakan penalti pada setiap pertandingan seri itu baik-baik saja," jelasnya dihadapan sejumlah wartawan.

Dukungan serupa juga diungkapkan Asisten Pelatih PBR, Blitz Tarigan mengaku perubahan regulasi yang dilakukan pihak Mahaka justru telah mengembalikan sistem penilaian secara normal seperti pada kompetisi-kompetisi sebelumnya.

"Saya kira sama dengan tim yang lain yang kembali ke regulasi sepak bola. Regulasi sebelumnya yang mengharuskan setiap permainan berakhir kemenangan itu hanya tambahan turnaman namun kini kembali seperti biasa," katanya.

Hal sama juga ditegaskan Pelatih Kiper Persegres Gresik United, Yugie Nugraha yang juga melihat perubahan yang dilakukan jelang pertandingan itu bukan persoalan bagi pihaknya.

Pelatih PSM Makassar, Assegaf Razak juga berharap dengan regulasi yang kembali normal membuat pemain tidak lagi terlalu fokus memikirkan kemungkinan menjadi algojo penalti.

"Saya rasa regulasi ini telah difikirkan pihak penyelenggara dengan seksama dan tidak ada masalah bagi kita. Kami tentu siap menghadapi lawan manapun dan meraih kemenangan," katanya.

Penggagas turnamen Piala Presiden, Mahaka Sports and Entertainment awalnya membuat aturan harus ada adu penalti jika sampai babak normal berlangsung namun skor kedua tim yang bertanding masih 0-0.

CEO Mahaka Sports and Entertainment Hasani Abdul Gani mengatakan awalnya pihaknya ingin menerapkan format yang berbeda pada turnamen ini. Setiap tim yang bermain imbang di babak penyisihan akan menentukan pemenang lewat adu penalti.

Tim yang menang akan mendapat dua poin dan yang kalah satu poin. Sedangkan bagi tim yang menang langsung tetap mendapat 3 poin dan yang kalah tidak dapat poin.

"Dari pihak televisi ada permintaan agar adu penalti di babak penyisihan ditiadakan karena memakan banyak waktu," ujarnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024