Makassar (ANTARA Sulsel) - Rammang-Rammang, bukan Menara Eiffel di Prancis. Rammang-Rammang bukan pula Alnwick Castle (Inggris), Mini Hollywood (Tabernas, Spanyol), Empire State Building (New York, AS), ataupun Hollywood, Amerika Serikat yang menjadi lokasi syuting para sutradara papan atas.

Rammang-Rammang hanya salah satu lokasi wisata alam yang terletak di Desa Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Gaungnya yang belum begitu familiar termasuk bagi masyarakat Sulawesi Selatan jika dibandingkan lokasi wisata lainnya yang ada di Kabupaten Maros yakni Bantimurung, juga tidak membuat daya tariknya berkurang.

Sebaliknya dengan keindahan berupa jejeran batu karst yang membentang sepanjang 4.750 hektare, lokasi destinasi yang berjarak sekitar 32 kilometer dari Kota Makassar ini memberikan daya tarik dan pesona yang begitu kuat bukan hanya bagi wisatawan namun juga para sineas dari berbagai negara.

Sutradara senior Indonesia, Riri Riza mengakui Rammang-Rammang belakangan ini memang menjadi salah satu bahan pembicaraan para sineas saat bertemu dalam beberapa acara festival film diberbagai negara.

"Belakangan ini Rammang-Rammang menjadi salah satu idola yang banyak dipertanyakan para sineas dari mancanegara saat bertemu di ajang-ajang seperti festival film internasional," katanya beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungannya ke Makassar untuk acara "Makassar - SEA Screen Academy 2015" Agustus lalu, dirinya sekaligus memanfaatkan untuk memperkenalkan keindahan wisata yang kenal Maros Karst Tower itu ke salah satu pemateri yang juga sineas muda asal Malaysia, Liew Seng Tat.

Keputusan membawa sutradara film berjudul "Men Who Save the Wolrd atau Lelaki Harapan Dunia" itu juga merupakan permintaan dari Liew Seng Tat.

"Kami juga memang mengagendakan berkunjung ke Rammang-Rammang usai acara "Makassar - SEA Screen Academy 2015". Ini sekaligus memperkenalkan salah satu lokasi wisata yang sedang naik daun saat ini," jelas Pendiri sekaligus Direktur Makassar-SEAScreen Academy tersebut.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, juga mengakui keindahan yang ditawarkan lokasi wisata yang bisa ditempuh melalui jalur darat dan sungai itu.

Menurutnya, Rammang-ramang memiliki keunikan tersendiri di Indonesia dan merupakan obyek wisata yang berpotensi serta harus dijaga kelestariannya.

"Ini merupakan resort alam yang memiliki keunikan, dimana kita menikmati perjalanan jalur air dengan perahu tradisional dan kita bisa menikmati kekayaan alam yang berdinding karst yang bagus dalam perjalanan menuju lokasi Rammang-rammang," ujarnya.

Keindahan yang ditawarkan Rammang-Rammang ini juga bisa disejajarkan dengan kawasan wisata Raja Ampat di Papua. Kawasan jenis karst sendiri merupakan karst menara dimana hanya ada tiga di dunia yakni, Quilin di negara China, Halong Bay di Vietnam dan Rammang-rammang di Indonesia.

Pemerintah Provinsi Sulsel kini fokus melakukan pembenahan destinasi wisata baru di Maros. Pihak Pemprov Sulsel berencana memanggil seluruh pihak terkait dalam pengembangan potensi kawasan wisata di Rammang-rammang.

Tujuannya tentu jelas ingin kawasan yang sudah mendapat pengakuan UNESCO sebagai World Heritage Site sebagai karst terbesar kedua, terluas, terpanjang, dan terindah di dunia itu mampu menjadi tujuan wisata yang tertata dengan baik untuk seluruh masyarakat baik lokas, nasional dan internasional untuk berwisata di Sulsel.

Punya Potensi Internasional

Sutradara papan atas Indonesia Riri Riza menyatakan para sineas Makassar sudah membuktikan memiliki potensi berprestasi dalam dunia perfilman baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Dalam dua sampai tiga tahun terakhir ini ada banyak pembuat film dari Makassar yang punya prestasi di tingkat internasional dan salah satunya Aditya Ahmad yang filmnya pernah diputar di Berlin," ujarnya.

Selain Aditya, kata dia, ada pula Andi Burhamsyah yang karyanya juga telah banyak diikutkan festival pendek baik di tingkat nasional dan internasional.

Demikian pula, sineas Andro Marinuasa termasuk Deli Luhukai meski tidak sempat ikut festival tapi karyanya sudah cukup baik.

Mengenai sejarah perfilman khususnya di Makassar, kata Riri, memang sudah membuktikan akan kualitas sineas Makassar. Sejumlah karya terbaik dari beberapa sineas Makassar juga telah dihasilkan hingga saat ini.

Sutradara asal Makassar itu menjelaskan, perkembangan film di Makassar sudah dimulai sejak era 60-an.Kondisi itu yang membuat dirinya yakin dengan potensi dari para sineas asal Makassar.

Riri juga mengatakan, film tidak harus dibangun dari pusat ekonomi di satu daerah namun juga bisa dilakukan di kota lain. Namun tentu saja membutuhkan kerja keras dan kemauan untuk serius dalam dunia film.

Selain itu, menurut dia, tentu saja adanya perhatian dari sejumlah pihak untuk membantu mendorong perkembangan perfilman di berbagai daerah di Tanah Air.

Untuk itu pula, Riri melalui ajang "Makassar-SEA Screen Academy" mencoba merangkul dan memberikan ruang yang lebih lebar bagi para sineas yang ingin mengembangkan kariernya di industri film.

Pendiri sekaligus Direktur "Makassar-SEA Screen Academy" ini menyatakan, untuk kegiatan ini juga bukan hanya untuk wilayah Makassar melainkan seluruh kawasan Indonesia timur (KTI).

Pada pelaksanaan yang keempat kalinya pada 2015, pihaknya telah menerima banyak film dari berbagai daerah di Indonesia timur seperti Papua, Kendari, Palu, Kupang, dan Lombok. Film dari para pemula ini juga sudah cukup baik.

Selama pelaksanaan tiga tahun sebelumnya, sudah melatih sekitar 40 pembuat film dari berbagai daerah di Indonesia Timur.

Untuk pelaksanaan "Makassar-SEA Screen Academy 2015" yang digelar 27-29 Agustus 2015, menurut dia, juga akan membahas berbagai isu terkait perfilman Asia khususnya Indonesia. Pihak penyelenggara juga akan memberikan pelajaran soal tren atau gaya baru yang berkembang saat ini.

"Makassar itu juga lebih menarik karena banyaknya orang yang tertarik mendalami dunia film. Ini tentu sesuatu yang positif dan kita harapkan semakin mengembangkan kualitas para pembuat film di Iindonesia Timur termasuk Makassar," katanya.

Sutradara asal Yogyakarta, Ifa Isfansyah juga mengakui potensi yang dimiliki para sineas asal Makassar. Dirinya juga nyakin dengan apa yang diperlihatkan para sineas Makassar akan membuat dunia perfilman di ibukota Sulawesi Selatan itu bisa berkembang lebih maju kedepan.

"Saya lihat potensi Makassar tidak kalah dari sineas dari Jakarta dan sekitarnya. Saya juga bersyukur bisa dilibatkan dan melihat langsung animo masyarakat Makassar dalam dunia perfilman," katanya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024