Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, telah mengembangkan tanggap bencana berbasis Teknologi Informasi (TI) dalam mendukung upaya menekan resiko bencana.

"Majene sebagai salah satu daerah yang rawan terjadinya bencana, maka dari itu sangat penting untuk terus mengembangkan upaya antisipasi dan penanganan bencana," kata Kepala BPBD Majene Mansyur T dalam acara pelatihan tanggap bencana BPBD Majene bekerjasama dengan LMN Sulbar di aula Tasha Centre di Majene, Minggu.

Mansyur mengatakan, informasi yang tidak jelas dapat merugikan masyarakat sehingga perlu ada validasi data yang maksimal.

Ia menguraikan, pernah terjadi di daerah ini terkait adanya isu bencana tsunami dan saat ini masyarakat langsung percaya dan bahkan kebanyakan telah mengungsi, padahal itu baru isu.

"Hal-hal seperti ini harus diredam karena ikut menyusahkan masyarakat," ungkap Mansyur memberi contoh.

Dalam pelatihan ditampilkan sejumlah video dan foto sejarah bencana di Sulbar termasuk video pengungsian warga Majene ke puncak bukit karena isu tsunami.

"Mahasiswa dan pemuda yang ikut di pelatihan ini diharapkan dapat memiliki sikap tanggap bencana serta terus tumbuh kepedulian dan menjadi pelopor di lingkungannya," kata Ketua Pelaksana Pelatihan Musyawir.

Ia mengatakan, salah satu upaya antisipasi dan penanganan bencana yang didorong untuk dikembangkan adalah penyediaan informasi tentang bencana secara cepat dan tepat berbasis teknologi.

Upaya tanggap bencana berbasis teknologi informasi itu juga disampaikan dosen Teknik Informatika Unsulbar, Munawir Ridwan saat menjadi salah satu pemateri tanggap bencana ini.

Munawir Ridwan menjelaskan hasil penelitiannya, penerapan teknologi informasi yang dapat diterapkan dalam penanganan bencana adalah sistem DSS (Decision Support System).

"Aplikasi ini dapat membantu warga, pemerintah dan warga secara cepat tentang potensi bencana dan terutama bagaimana pascabencana, bantuan apa yang mendesak bagi warga, informasi real time berbasis website dan telepon selular," kata Munawir yang merupakan magister Teknik Informatika Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Munawir menambahkan dengan penerapan teknologi informasi akan memudahkan pemerintah mengambil keputusan misalnya saat masa penanganan bencana.

Begitu pula dengan masyarakat terdampak mampu mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

"Jalur evakuasi, tempat pengungsian atau stok bantuan dapat diakses warga secara cepat dengan teknologi informasi, itu penelitian yang terus kami kembangkan di kampus," tambah anggota KPID Sulbar ini.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024