Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pemerintah di Sulawesi Barat meningkatkan sumber daya manusianya untuk membangun kakao sehingga kakao Sulbar tetap mampu berkontribusi terhadap peningkatan produksi kakao nasional.

"Pembangunan sekolah menengah industri kakao (SMIK) berlokasi di Tasiu, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju merupakan salah satu upaya pengembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan produksi kakao Sulbar," kata Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, pembangunan SMIK dimulai sejak tahun 2012 telah berfungsi meski dengan segala keterbatasan dan banyak kendala yang dijumpai untuk pembangunannya.

"Generasi muda di Sulbar mesti paham kakao dan menjadikan kebanggaan karena kakao telah menjadi ikon Sulbar yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat," katanya.

Ia berharap ke depan Sulbar menjadi salah satu daerah di Indonesia yang menjadi penghasil kakao terbanyak dan bisa mewujudkan impian Indonesia menjadi penghasil kakao terbesar dunia.

Kakao di Sulbar seluas 168 ribu hektare dengan tingkat produksi mencapai 134 ribu ton per tahun mesti terus dikembangkan karena menjanjikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat.

Menurut dia, di Sulbar terdapat sekitar 800 kelompok tani di Kabupaten Mamuju dan Majene juga telah dikembangkan sumber dayanya dalam mengembangkan kakao melalui sekolah lapang pertanian.

Ia berharap Rp220 miliar anggaran kakao yang digelontorkan ke Sulbar pada tahun ini untuk program intensifikasi ekstensifikasi dan peremajaan kakao dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga kakao akan semakin tinggi mutu dan produksinya.

"Anggaran bantuan APBN pemerintah pusat itu juga akan semakin membantu pengembangan kakao karena kakao telah menjadi ikon ekonomi Sulbar," katanya.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024