Makassar (ANTARA Sulsel) - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Kombes Pol Frans Barung Mangera meminta para orang tua lebih berhati-hati dalam memberikan alat telekomunikasi kepada anaknya yang masih kecil.

"Anak-anak jangan dibiarkan mempunyai barang-barang yang mahal dan tanpa pendampingan orang tua karena bisa berakibat fatal," ujar Frans Barung Mangera di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan adanya kejadian penculikan terhadap anak sekolah dasar (SD) yang masih duduk di kelas 4 itu tidak lain karena mengincar telepon genggam (HP smartphone) yang sedang dipegangnya.

Frans menyebutkan jika saat kejadian, korban APL (9) sedang bermain gadget sambil berjalan kaki menuju tempat kerja ibunya di Rumah Sakit Dadi Makassar.

"Harusnya anak yang terbilang masih kecil tidak dibiarkan memiliki barang-barang mewah seperti smartphone atau lainnya dan harusnya anak-anak terus didampingi orang tua," katanya.

Sebelumnya, Reserse Mobile (Resmob) Polrestabes Makassar melumpuhkan pelaku penculikan anak sekolah dasar (SD) dengan dua kali tembakan pada kaki kiri dan kanan setelah berusaha melarikan diri.

"Hasil pengembambangan kasus setelah kejadian diketahui jika pelaku bertempat tinggal di Rusunawa Jalan Rajawali dan nanti setelah pukul 00.30 dini hari baru dijemput oleh anggota," ujar Kombes Pol Frans Barung Mangera, Selasa.

Dia mengungkapkan, pelaku Ari Kulle (23) warga Jalan Rajawali 1 itu sudah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar setelah dua timah panas menembus kedua kakinya.

Penculikan terhadap korban anak perempuan APL (9) murid kelas 4 SD Lanto Dg Pasewang. Korban menjadi korban penculikan setelah pulang pulang sekolah.

Azisa yang berjalan kaki dari sekolahnya menuju Rumah Sakit (RS) Dadi tempat ibunya bekerja dicegat oleh pelaku dengan menggunakan bentor sebelum sampai di rumah sakit.

Dengan alasan jika ibu korban menyuruhnya untuk menjemputnya, korban kemudian menolak dan mengaku jika dirinya tidak punya uang untuk naik becak motor (bentor).

"Dia (pelaku) suruh saya naik ke bentornya. Tapi saya bilang tidak punya uang naik bentor lalu saya dipaksan dinaikkan ke bentornya dan dibawa pergi. Saya berteriak dan menangis tapi tidak ada yang memperhatikan saya," ujarnya saat dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.

Pelaku membawa korbannya ke tanah kosong di Jalan Adhyaksa kemudian merampas telepon genggam (HP) miliknya kemudian mencabuli dan menganiayanya hingga mukanya lebam dan mengeluarkan darah.

Ibunya, Kasmawati (49) baru mengetahui jika anaknya menjadi korban penculikan dan penganiayaan setelah ada warga yang menemukan korban di tanah kosong sedang terkulai lemas.

Hingga saat ini, putri kedua dari Perwira TNI Ajudan Jenderal Korem 142/Taroada Tarogau, Kapten CAJ Pratniknar itu masih mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangara dan mengalami trauma yang mendalam.

"Penangkapan berhasil dilakukan setelah melacak handphone milik korban yang telah dirampasnya," kata Frans Barung Mangera.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024