Jakarta (ANTARA Sulsel) - Kepala Divisi Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan Dery Rosianto mengatakan, tingkat NPL atau kredit macet perbankan di Sulsel 3,77 persen atau masih pada tingkat aman.

"Kondisi NPL sektor perbankan Sulsel yang masih di bawah lima persen ini terjadi pada posisi Agustus 2015 (triwulan III), sedangkan LDR tercatat 126,29 persen," kata Dery di sela-sela Media Gathering di Jakarta, Kamis.

Sementara itu total Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode yang sama totalnya mencapai Rp69,88 triliun, aset Rp109,26 triliun dan kredit Rp88,26 triliun.

Sedangkan dari sisi tingkat inflasi Sulsel, masih di atas rata-rata nasional. Sebagai gambaran pada periode Agustus 2015 inflasi Sulsel masih di atas delapan persen, sementara nasional hanya 7,83 persen.

Pada September 2015 inflasi Sulsel tercatat 8,36 persen atau masih di atas inflasi rata-rata nasional yakni 6,38 persen.

Menurut Dery, hal itu disebabkan adanya sejumlah item sembako di Sulsel yang tercatat surplus, namun banyak disuplai ke luar Sulsel, khususnya ke Pulau Jawa.

"Bahan makanan yang mempengaruhi inflasi Sulsel itu di antaranya beras, daging, cabai, cabai merah, ikan bandeng dan bawang merah," kata dia.

Kendati demikian, lanjut Dery, Sulsel masih patut berbangga karena tingkat pertumbuhannya masih di atas tujuh persen atau melampau pertumbuhan ekonomi nasional.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024