Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak 1.650 personel Brigade Mobile (Brimob) Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) disiagakan untuk mengawasi daerah rawan konflik pada pemilihan kepala daerah serentak Desember 2015.

"Kami di Brimob memang selalu siaga dan hanya menunggu perintah saja kapan harus turun tangan mengatasi permasalahan termasuk kalau ada yang mau buat rusuh saat pilkada nanti," ujar Kepala Satuan Brimob Polda Sulselbar AKBP Totok Lisdiarto di Makassar, Sabtu.

Dia mengatakan, pasukan Brimob Polda Sulselbar dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 11 kabupaten di Sulsel tahun ini hanya sebagai pelapis atau di bawah kendali operasi (BKO).

Pengamanan pemilihan kepala daerah tetap menjadi tanggungjawab aparat kepolisian. Namun personel Brimob sebagai tim elite di kepolisian ini bukanlah garda terdepan karena ada unit lain seperti Sabhara.

Mantan Kapolres Gowa itu mengaku jika saat ini ada sekitar tiga kabupaten yang akan melaksanakan Pilkada yangu menjadi prioritas utama penyiagaannya yakni Kabupaten Gowa, Soppeng dan Maros.

"Untuk tiga daerah ini, anggota sudah melakukan pemantauan sejak awal tahapan dan pemantauan ini kita lakukan secara berkala. Kita berharap semoga pilkadanya berjalan lancar dan aman," harapnya.

Sebelumnya, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar menyebut Kabupaten Gowa sebagai daerah paling rawan terjadinya tingkat pelanggaran pada pemilihan kepala daerah serentak di 11 kabupaten.

"Mabes Polri sudah memetakan pilkada yang ada di seluruh Indonesia dan Sulsel itu termasuk. Kalau di Sulsel Kabupaten Gowa itu paling rawan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, penetapan Kabupaten Gowa sebagai daerah paling rawan terjadinya pelanggaran pilkada di Sulsel disebabkan oleh lima indikator penting.

Beberapa indikator diantaranya karena adanya pengalaman-pengalaman sebelumnya di mana setiap kali dilaksanakan pilkada selalu terjadi konflik yang berbuntut panjang.

Sedangkan indikator lainnya, persaingan antara pasangan calon yang memiliki basis massa besar. Di Gowa, kata Pudji, ada pasangan calon yang memang memiliki loyalis militan dan inilah yang menjadi alasannya.

"Ada lima alasannya tapi itu yang aku ingat. Pemetaan daerah rawan ini hanya langkah antisipasi saja, kita berharapnya semua jika pilkada di Sulsel dan Sulbar itu bisa berjalan lancar dan aman," katanya.

Mantan Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) itu menyebutkan jika bukan cuma Gowa yang masuk dalam daerah rawan karena masih ada empat kabupaten lainnya.

"Sebenarnya pemetaan yang dilakukan oleh Biro Ops (Operasional) itu ada lima kabupaten dan satu diantaranya itu Gowa yang paling rawan. Kita akan intensifkan pengawasan dan pengamanan pada daerah itu semua," jelasnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024