Makassar (ANTARA Sulsel) - Tim Sulawesi Selatan memutuskan absen pada kejuaraan nasional Tinju Amatir Elite Piala Wapres IV di Jambi, 29 November sampai 5 Desember 2015.
Pelatih Tinju Sulsel Muksit di Makassar, Sabtu, mengatakan kondisi atlet Sulsel belum maksimal setelah tampil di babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional di Ambon, Maluku, 25-31 Oktober 2015.
"Kami tidak ingin memaksakan diri tampil karena baru saja berlaga di babak Pra-PON 2015. Kami juga masih fokus mengembalikan kondisi fisik seluruh petinju sebelum tampil di kejuaraan nasional ke depan," katanya.
Selain kondisi fisik, pihaknya juga memutuskan absen karena lebih fokus untuk tampil di ajang nasional lainnya seperti Sarung Tinju Emas (STE) di Bogor, Jawa Barat, Desember 2015. Kejuaraan ini memang lebih memungkinkan diikuti karena jadwal pelaksanannya yang lebih panjang,
"Kami pada dasarnya ingin tetap berpartisipasi namun jadwalnya yang terlalu berdekatan sehingga memutuskan tidak terlibat di Piala Wapres," jelasnya.
Pada pelaksanaan lalu, Pengprov Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulawesi Selatan mengirimkan 16 petinju terbaiknya menghadapi Kejuaraan Nasional (kejurnas) Piala Wapres III di Kota Lahat, Sumsel, 18-24 Mei 2014.
16 atlet itu yakni Alex tatontos, Harris, Abdul Sada serta Charles. Adapula Budi Gunawan (kelas 46kg), Busman (kelas 49kg), Hilmayana (kelas 51kg putri), Haslinda (54kg putri) serta Hilda yang akan turun di kelas 64kg putri.
Lebih jauh, Sekretaris Umum Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Suslel, Abdi Amahoru mengatakan pada Pra-PON 2015 itu pihaknya harus puas hanya mampu meloloskan sebanyak lima atlet ke PON XIX 2016 di Jawa Barat.
Kelima atlet itu masing-masing Ratna Sari Devi (kelas 54kg putri), Ildawati (kelas 49kg putri), Busman Halim di kelas 49 Kilogram (Kg), Rofiki Dehi 60 Kg, dan Alex Tatontos 75 Kg.
Terkait peluang petinju Sulsel di PON 2016, dirinya mengaku masih terbuka meski bukan hal yang mudah. Kualitas lawan yang lebih berat dibandingkan babak kualifikasi menjadi salah satu tantangan bagi petinju Sulsel untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya di ajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut.
"Kami tentu berharap seluruh atlet terus fokus meningkatkan kemampuan agar bisa bersaing dalam perebutan medali di PON 2016. Soal kualitas lawan tentu akan lebih sulit namun kami tetap optimistis," ujarnya.
Pelatih Tinju Sulsel Muksit di Makassar, Sabtu, mengatakan kondisi atlet Sulsel belum maksimal setelah tampil di babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional di Ambon, Maluku, 25-31 Oktober 2015.
"Kami tidak ingin memaksakan diri tampil karena baru saja berlaga di babak Pra-PON 2015. Kami juga masih fokus mengembalikan kondisi fisik seluruh petinju sebelum tampil di kejuaraan nasional ke depan," katanya.
Selain kondisi fisik, pihaknya juga memutuskan absen karena lebih fokus untuk tampil di ajang nasional lainnya seperti Sarung Tinju Emas (STE) di Bogor, Jawa Barat, Desember 2015. Kejuaraan ini memang lebih memungkinkan diikuti karena jadwal pelaksanannya yang lebih panjang,
"Kami pada dasarnya ingin tetap berpartisipasi namun jadwalnya yang terlalu berdekatan sehingga memutuskan tidak terlibat di Piala Wapres," jelasnya.
Pada pelaksanaan lalu, Pengprov Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulawesi Selatan mengirimkan 16 petinju terbaiknya menghadapi Kejuaraan Nasional (kejurnas) Piala Wapres III di Kota Lahat, Sumsel, 18-24 Mei 2014.
16 atlet itu yakni Alex tatontos, Harris, Abdul Sada serta Charles. Adapula Budi Gunawan (kelas 46kg), Busman (kelas 49kg), Hilmayana (kelas 51kg putri), Haslinda (54kg putri) serta Hilda yang akan turun di kelas 64kg putri.
Lebih jauh, Sekretaris Umum Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Suslel, Abdi Amahoru mengatakan pada Pra-PON 2015 itu pihaknya harus puas hanya mampu meloloskan sebanyak lima atlet ke PON XIX 2016 di Jawa Barat.
Kelima atlet itu masing-masing Ratna Sari Devi (kelas 54kg putri), Ildawati (kelas 49kg putri), Busman Halim di kelas 49 Kilogram (Kg), Rofiki Dehi 60 Kg, dan Alex Tatontos 75 Kg.
Terkait peluang petinju Sulsel di PON 2016, dirinya mengaku masih terbuka meski bukan hal yang mudah. Kualitas lawan yang lebih berat dibandingkan babak kualifikasi menjadi salah satu tantangan bagi petinju Sulsel untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya di ajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut.
"Kami tentu berharap seluruh atlet terus fokus meningkatkan kemampuan agar bisa bersaing dalam perebutan medali di PON 2016. Soal kualitas lawan tentu akan lebih sulit namun kami tetap optimistis," ujarnya.