Makassar (ANTARA Sulsel) - PT Telkom Regional (TR) VII dan PT Kawasan Industri Makassar (Kima) menandatangani nota kerja sama (MoU) dalam meningkatkan layanan jaringan Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment dan Services (TIMES).

"Penandatanganan MoU dengan PT Kima ini sebagai bentuk kerja sama antara dua perusahaan di bawah bendera BUMN," ujar Executive Vice President (EVP) TR VII Muhammad Firdaus di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, sinergi dua perusahaan BUMN ini memungkinkan adanya penyehatan antar perusahaan sesuai dengan arahan dari Menteri BUMN Rini Soemarno.

Firdaus menyatakan, dalam menghadapi tantangan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mobilitas dan konektivitas tanpa putus, PT Telkom telah bertransformasi secara bisnis dengan mencakup telekomunikasi, informasi, media, edutainment dan services.

"Upaya transformasi ini kami fokuskan pada sisi portofolio, infrastruktur dan system, organisasi dan budaya perusahaan. Dengan berfokus kuat pada layanan TIMES kami berkomitmen untuk mempelopori masyarakat digital di Indonesia," katanya.

Disebutkannya, dengan pemasangan jaringan dan peningkatan bandwith hingga 100 Mbps untuk setiap tenant diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima terhadap seluruh perusahaan yang berada di Kima.

Menurut Firdaus, pemasangan layanan TIMES di Kawasan Industri Makassar itu akan menjamin tidak terputusnya jaringan layanan atau black out karena menggunakan sistem take over tenaga dari daerah tetangga seperti Kabupaten Maros.

"Ini manfaat yang didapatkan. Kami pastikan tidak akan terputus layanan di Kima meskipun terjadi black out di Makassar, tapi kita bisa take over tenaganya dari Kabupaten Maros," sebutnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kima Abdul Muis menyatakan penyediaan dan pengembangan layanan TIMES ini sebagai bentuk optimalisasi aset di KIMA.

Bukan cuma PT Telkom Regional VII yang saat ini ditemani bekerjasama karena perusahaan BUMN lainnya seperti Bank Tabungan Negara (BTN) beserta Bank Mandiri juga menjadi rencana penjajakan tersebut.

"Lahan di KIMA itu sekitar 330 hektare dan saat ini yang digunakan baru sekitar 100 hektare lebih. Masih banyak space kosong yang akan dikerjasamakan dengan perusahaan lainnya dan ini sangat potensial," katanya.

Abdul Muis menyebutkan, peningkatan dan optimalisasi layanan di KIMA saat ini menjadi fokus semua lahan terpenuhi oleh industri-industri baik secara nasional maupun industri dari luar negeri.

"Sebelum banyak perusahaan menanamkan investasinya di KIMA, kita ingin menyiapkan sebuah sarana yang nyaman dengan iklim investasi yang aman. Tentunya sarana digital juga sangat dibutuhkan dan inilah yang akan menghubungkan kita dengan dunia luar," sebutnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024