Makassar (ANTARA Sulsel) - Pertunjukan teater mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Auditorium Amanagappa UNM Makassar, Sulsel, Kamis, mendapat sambutan antusias para penonton.

Respon positif dari masyarakat itu bisa dilihat dari jumlah penonton yang memadati Auditorium Amanagappa UNM yang menjadi pusat pertunjukan.

"Ada empat karya dari mahasiswa sastra UNM yang dipentaskan pada pementasan teater ini masing-masing berjudul Senja dengan Dua Kelelawar, Bulan dan Kerupuk, Datu Museng Daepati, dan Silariang," kata Ketua Panita Pementasan Rahmat Sugiarto.

Untuk pementasan teater ini yang mengangkat tema "Pementasan Titik Tragedi Halaman 13", kata dia, pihaknya memang telah mempersiapkan cukup matang hingga tiga bulan. Pihaknya juga bersyukur ternyata kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan ternyata bisa berbuah kesuksesan.

Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan program tahunan dari setiap angkatan jurusan PBSI-FBS UNM. Untuk proses produksi pertunjukan sejumlah karya ini juga dibantu lembaga kemahasiswaan Bengkel Sastra (Bestra).

Sementara itu, Sutradara "Datu Museng dan Maipa Dea Pati", Arfan, mengatakan kegiatan ini telah dimulai sejak 12 Januari 2016. Namun untuk hari pertama memang fokus pemantapan atau menggelar gladi untuk lebih memaksimalkan persiapan.

Ia menjelaskan, untuk pementasan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas A "Datu Museng dan Maipa Dea Pati" dijadwalkan pada hari ini (14/1).

Selanjutnya karya "Senja Dengan Dua Kelelawar" yang melibatkan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia B akan dipentaskan pada pukul 13.00-15.00 Wita. Pendidikan Bahasa Indonesia C yang berjudul "Bulan dan Kerupuk" akan dimulai pada pukul 16.00-18-00.

Serta karya terakhir yang akan dipentaskan Pendidikan Bahasa daerah UNM berjudual "Silariang" rencana dimulai pada pukul 21.00-23.00 Wita.

"Khusus untuk karya kami berjudul "Datu Museng dan Maipa Dea pati" tetap menceritakan tentang dua sejoli yang harus terpisah. Namun kami tetap memberikan jalan cerita yang sedikit berbeda pada pementasan nanti," ujarnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024