Palu (ANTARA Sulsel) - Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Tengah Arthur Pangemanan meminta media massa ikut berperan aktif membangun kepercayaan diri tenaga kerja di daerah sehingga tenaga kerja tidak saja siap dari kompetensinya tetapi juga mentalnya.
"Media kita harapkan selalu memberikan dorongan untuk membangun rasa percaya diri tenaga kerja yakni jati diri budaya saing," kata Arthur Pangemanan di Palu, Kamis, menanggapi kesiapan tenaga kerja lokal dalam era masyarakat ekonomi ASEAN.
Menurut Arthur, MEA akan menjadi solusi sosial ekonomi bangsa untuk jangka menengah dan jangka panjang. Karenanya kata dia, salah satu yang harus dibangun adalah sisi mental ketenagakerjaan.
"Sehingga akan lahir kesadaran kolektif untuk meningkatkan kualitas diri dengan keterampilan," katanya.
Dia mengatakan tidak ada pilihan lain untuk bersaing dengan lalu lintas tenaga kerja di ASEAN kecuali dengan mempersiapkan diri dengan kompetensi masing-masing.
Menurut Arthur, selama dirinya menangani masalah ketenagakerjaan termasuk rekrutmen pemagangan, setidaknya tenaga kerja di Sulawesi Tengah sudah mengalami kemajuan.
Dia mengakui bahwa daya saing tenaga kerja khususnya yang ada di daerah masih rendah, namun belakangan ini sudah punya kemauan untuk maju.
"Ini harus terus kita dorong," katanya.
Dia mengatakan daya saing tenaga kerja Indonesia merupakan kualitas terendah di Asia Tenggara. Namun tidak menjadi masalah karena bisa diperbaiki untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.
Dia mengatakan pasar bebas ASEAN memberikan peluang yang besar kepada tenaga kerja Indonesia karena pasar ini merupakan bebas lalu lintas tenaga kerja trampil.
"Media kita harapkan selalu memberikan dorongan untuk membangun rasa percaya diri tenaga kerja yakni jati diri budaya saing," kata Arthur Pangemanan di Palu, Kamis, menanggapi kesiapan tenaga kerja lokal dalam era masyarakat ekonomi ASEAN.
Menurut Arthur, MEA akan menjadi solusi sosial ekonomi bangsa untuk jangka menengah dan jangka panjang. Karenanya kata dia, salah satu yang harus dibangun adalah sisi mental ketenagakerjaan.
"Sehingga akan lahir kesadaran kolektif untuk meningkatkan kualitas diri dengan keterampilan," katanya.
Dia mengatakan tidak ada pilihan lain untuk bersaing dengan lalu lintas tenaga kerja di ASEAN kecuali dengan mempersiapkan diri dengan kompetensi masing-masing.
Menurut Arthur, selama dirinya menangani masalah ketenagakerjaan termasuk rekrutmen pemagangan, setidaknya tenaga kerja di Sulawesi Tengah sudah mengalami kemajuan.
Dia mengakui bahwa daya saing tenaga kerja khususnya yang ada di daerah masih rendah, namun belakangan ini sudah punya kemauan untuk maju.
"Ini harus terus kita dorong," katanya.
Dia mengatakan daya saing tenaga kerja Indonesia merupakan kualitas terendah di Asia Tenggara. Namun tidak menjadi masalah karena bisa diperbaiki untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.
Dia mengatakan pasar bebas ASEAN memberikan peluang yang besar kepada tenaga kerja Indonesia karena pasar ini merupakan bebas lalu lintas tenaga kerja trampil.