Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di hadapan komunitas Jamaah An Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulsel, Senin, menegaskan tidak ada Islam yang teroris.

"Tidak ada Islam yang teroris, teroris itu pembunuh dan kriminal yang bertopeng di balik Islam," kata Gubernur Syahrul.

Teroris, kata Syahrul, justru menciptakan stigma Islam yang buruk di mata dunia, dan karenanya harus sama-sama dibenci.

"Membunuh itu tidak boleh, itu melawan hukum alam. Apa lagi bila mengaku Islam lalu membunuh orang tanpa alasan. Islam itu selamat," tegasnya.

Terkait komunitas Jamaah An Nadzir ini, Syahrul berharap komunitas ini mampu menunjukkan ideologi Islam sebagai rahmatan lil alamin.

"Ideologi Islam sebagai rahmatan lil alamin harus terus kita tunjukkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Pihaknya, kata dia, dapat melihat bagaimana Jamaah An Nadzir mampu membangun kehidupan yang lebih baik untuk jamaah maupun bagi masyarakat di sekitarnya.

"Kehadiran saya, adalah bagian dari menunjukkan bahwa pemerintah dan An Nadzir bersama untuk menghadirkan kehidupan masyarakat yang lebih baik," jelasnya.

Sementara itu perwakilan Jamaah An Nadzir Lukman Bakri memaparkan bahwa kehadiran komunitas jamaah An-Nadzir di tengah masyarakat sering diperbincangkan karena penampilannya yang agak berbeda.

"An-Nadzir hadir di Kabupaten Gowa tahun 2007 secara mandiri, dan melahirkan banyak penilaian secara subyektif yang kadang kontradiktif bahkan provokatif," tuturnya.

Jamaah An Nadzir yang berjumlah 130 kepala keluarga ini, juga tidak lepas dari isu teroris dan komunitas ekstrim.

"Tapi itu wajar karena mereka tidak mengenal kami," katanya.

Namun setelah melalui dialog panjang, An Nadzir berhasil menjadi bagian dari masyarakat. An Nadzir, kata dia, tidak pernah melakukan pemaksaan atau mengajak siapapun untuk bergabung.

"Insya Allah, An Nadzir terlepas dari namanya teroris dan aliran sesat," tegasnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024