Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak 12 ribu orang memadati gedung Celebes Convention Centre (CCC) menghadiri pertemuan akbar yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan Menkopolhukam Jenderal (Purn) TNI Luhut Binsar Panjaitan sebagai pembicaranya.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Rabu, mengingatkan kepada 12.000 peserta pertemuan akbar agar menjaga keamanan, kedamaian dan ketenteraman agar terhindar dari konflik seperti yang terjadi di Suriah.

"Indonesia tidak boleh kacau, tidak boleh kalah oleh teroris. Makassar pilar utama Indonesia mempertahankan keamanan RI. Hanya daerah yang aman dan tenteram kehidupan masyarakatnya bisa maju," ujarnya.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal (Purn) TNI Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, hanya dengan kekompakan Indonesia akan bisa menangkal semua teror dan kekacauan.

"Sesuai dengan tema kegiatan ini, `Dari Makassar Semua Bersatu` sangat pantas menjadi contoh bagi daerah lainnya. Kita harus menjaga kebersamaan dan kekompakan ini selalu," katanya.

Luhut yang berada di tengah-tengah masyarakat yang sangat antusias mengikuti pemaparannya mengenai situasi dan kondisi politik, hukum dan keamanan di negeri ini.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu merasa sangat bangga dan sangat terharu melihat belasan ribu undangan dari berbagai unsur masyarakat yang memadati CCC Makassar

"Acara besar seperti ini bisa terlaksana dengan organisasi yang baik, ini berkat kepemimpinan wali kota dan tentunya gubernur yang hebat pula," pujinya.

Dalam arahannya, Luhut menyampaikan kepada masyarakat agar waspada terhadap gerakan terorisme dan peredaran narkoba yang semakin marak terjadi,

"Dalam sehari ada sekitar 30 sampai 50 orang yang meninggal karena narkoba. 60 persen isi penjara kita dipenuhi oleh narapidana narkoba," bebernya.

Luhut juga mendorong perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing dalam pasar bebas dan MEA.

"Jangan sampai kita kalah bersaing karena persoalan pendidikan. Kualitas SDM kita harus ditingkatkan karena tantangan akan semakin berat," lanjutnya.

Pertemuan Akbar sore itu ditutup dengan doa dari enam pemuka agama dan kepercayaan, Konghutju, Islam, Katolik, Hindu, Protestan dan Budha.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024