Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah sekolah di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan mengembangkan program Kotak Amal Siswa setelah mendapatkan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dari USAID PRIORITAS.

"Melalui kegiatan ini sekolah berusaha mengoptimalkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan sekolah. Peran masyarakat tersebut bisa berupa dana dan daya," kata Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Bantaeng Ida saat dikonfirmasi, Kamis.

Menurut dia, di Bantaeng banyak sekolah yang menerapkan kotak amal untuk siswanya dalam mendidik mereka perduli sekolah. Kotak amal tersebut tentu saja bersifat sukarela.

Semua dana tersebut, lanjut dia, diperuntukkan bagi siswa yaitu untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran siswa.

"Dana dan daya yang diserahkan mesti bersifat sukarela, tidak boleh ada paksaan apapun, makanya itu disebut dengan infak," katanya.

Dia mengatakan, dana yang terkumpul itu jumlah dan peruntukannya dari semua kelas diumumkan tiap hari Senin pada waktu upacara. Dana siswa yang terkumpul rata-rata tiap minggu adalah Rp300 ribu, dikelola dan dilaporkan oleh bendahara sekolah.

Menurut dia, dengan pelaporan yang akuntabel, anak-anak menjadi sadar bahwa dana infak tersebut benar-benar untuk kebutuhan pembelajaran mereka. Tidak ada yang diambil sedikitpun untuk kepentingan yang lain.

"Untuk lebih jauh memberdayakan kelas, bahkan para guru juga menyumbang Rp50 ribu per bulannya ke sekolah. Dana dikumpul ke bendahara sekolah dan semua digunakan untuk kebutuhan pembelajaran di kelas," katanya.

Hal serupa juga dilakukan di SDN 7 Letta Bantaeng dengan menumbuhkan sikap welas asih dan perdulinya dengan sodaqoh Jumat.

Setiap Jumat pagi anak-anak dikumpulkan di lapangan sekolah. Mereka duduk bersimpuh untuk mendengarkan kultum atau hafalan al Quran anak-anak yang sudah mendaftar sehari sebelumnya kepada guru agama yang mengorganisir kegiatan ini.

Setelah itu, anak-anak yang sudah diberi tugas yaitu perwakilan kelas enam, berjalan berkeliling mengedarkan kotak infaq. Uang yang terkumpul diserahkan kepada pengelola kegiatan yaitu guru agama untuk dibelanjakan untuk berbagai kebutuhan sekolah seperti karpet, kipas angin dan sebagainya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024