Makassar (ANTARA Sulsel) - Kepala Regional 6 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) Bambang Kiswono mengatakan, pihaknya terus mendorong percepatan akses keuangan daerah guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Pentingnya mendorong percepatan akses keuangan daerah ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Bambang di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, hal itu perlu dilakukan dalam mencermati perkembangan, tantangan, serta inisiatif penguatan sektor jasa keuangan di Sulsel ke depan.

Kondisi itu tergambar pada data yang dilansir BPS Provinsi Sulsel bahwa pertumbuhan ekonomi daerah ini pada 2015 tumbuh tinggi mencapai 7,15 persen atau jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79 persen.

Sejalan dengan kinerja perekonomian pada 2015, kinerja industri jasa keuangan Sulawesi Selatan tahun 2015 secara umum juga menunjukkan perkembangan yang positif.

Sementara kinerja industri perbankan di Sulsel berdasarkan indikator pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit meningkat dari tahun sebelumnya bahkan lebih tinggi dibandingkan perbankan nasional.

Pertumbuhan indikator perbankan tersebut juga disertai dengan risiko kredit (NPL) yang terjaga. Penyaluran kredit perbankan Sulawesi Selatan juga terus mengarah pada pertumbuhan yang berkualitas, ditopang oleh pertumbuhan kredit produktif.

Secara keseluruhan fungsi intermediasi perbankan Sulawesi Selatan berada pada level yang sangat tinggi tercermin pada tingginya Loan To Deposit Ratio (LDR).

Sementara itu, kinerja industri keuangan non bank dan pasar modal Sulawesi Selatan meskipun memiliki volume usaha yang lebih kecil dibandingkan industri perbankan, secara umum tetap dalam kondisi yang terjaga.

Bambang mengatakan, pencapaian kinerja industri jasa keuangan tersebut juga disertai dengan beberapa tantangan yang perlu dibenahi.

"Jika membandingkan PDRB sektor jasa keuangan dengan Total PDRB Sulawesi Selatan, pangsa PDRB sektor jasa keuangan masih cukup rendah terhadap Total PDRB Sulsel yaitu hanya sebesar 3,4 persen. Pangsa tersebut masih lebih rendah dibandingkan secara nasional yang tercatat sebesar 4,03 persen," katanya.

Selain itu, rasio kredit terhadap PDRB Sulawesi Selatan tahun 2015 tercatat sebesar 27,79 persen, masih lebih rendah dibandingkan rasio kredit terhadap PDB nasional sebesar 34,68 persen.

Masih rendahnya pangsa sektor jasa keuangan terhadap pembentukan PDRB Sulsel menunjukkan kedalaman sektor keuangan di Sulwesi Selatan masih rendah.

"Untuk itu, peranan sektor jasa keuangan perlu ditingkatkan dalam memobilisasi dana masyarakat dan ekonomi daerah guna meningkatkan pembiayaan pembangunan perekonomian daerah," katanya.

Selain itu, dilihat dari struktur penyaluran kredit perbankan secara sektoral, alokasi kredit masih sangat dominan pada sektor perdagangan dan jasa 36,68 persen, sektor rumah tangga 34,67 persen, serta sektor industri pengolahan 7,88 persen.

Sektor strategis lainnya yang memberikan efek multiplier ekonomi yang tinggi dan kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Sulsel yaitu sektor pertanian dan perikanan hanya mendapatkan alokasi kredit yang kecil sebesar 2,59 persen dari total kredit.

"Otoritas Jasa Keuangan memandang pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang tinggi idealnya dapat lebih terarah ke sektor produktif dan tersalurkan ke sektor-sektor ekonomi strategis yang memiliki korelasi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Regional 6 Sulampua ini.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024