Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah guru Sekolah Dasar Negeri Mamajang I Makassar, Sulawesi Selatan memberikan apresiasi terhadap tim USAID Prioritas Pendidikan dalam mengajarkan metode pembelajaran paket Buku Bacaan Berjenjang (B3).
"Pembelajaran model seperti ini sangat bagus, disampaing anak-anak cepat mengerti dalam hal bacaan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam literasi bacaan," kata Guru SDN Mamajang I Makassar, Rahmatiah, Kamis.
Menurut dia, metode tersebut mesti dikolaborasikan dengan metode sebelumnya agar anak sekolah kelas awal bisa segera merespon apa yang ia baca dan membuat kesimpulan dari bacaannya yang selama ini belum tersosialisasi dengan baik.
"Kami melihat metode ini ada pengelompokan, kendati kami juga menerapkan itu sebelumnya secara rata. Yang berbeda adalah pengelompokan dibagi menjadi tiga yakni anak merespon cepat, sedang dan lambat," ucapnya.
Perempuan yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun disekolah itu mengungkapkan saat metode bacaan berjenjang dilakukan guru, kata dia, tergambar jelas mana siswa berkemampuan cepat dan lambat, selanjutnya ditularkan kepada anak lain yang responnya lambat.
"Tentu dengan metode yang lama bisa dikolaborasikan dengan metode membaca secara berjenjang itu, meski kami telah menjalankan metode pakem dan dibantu teknologi seperti laptop dan LCD," ungkapnya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Mamajang I Makassar Fahmawati mengemukakan pihaknya selama ini sudah mengajarkan metode pakem bahkan mendapatkan bantuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dari Kementerian Pendidikan berupa alat bantu Laptop dan LCD untuk proses belajar mengajar.
Namun dirinya mengapresiasi metode yang digunakan USAID Prioritas Pendidikan mengunakan program B3 yang memudahkan anak sekolah kelas I sampai IV cepat memahami bacaan dan menyimpulkan bacaannya.
"Saya terus mendorong guru-guru meningkatkan kemampuan meski proses pembelajaran disini sudah pakem dan berbasis teknologi. Metode B3 ini sangat ampuh bila diajarkan disekolah-sekolah selain mudah ditangkap guru siswa pun demikian," katanya.
Fahma menyebut jumlah siswa di sekolah tersebut sebanyak 306 siswa. Kendati tidak semuanya normal ada beberapa siswa yang berkebutuhan khusus dan memerlukan pendampingan orang tuanya saat menerima pembelajaran.
Sarinah (35) adalah orang tua yang mendapingi anaknya bernama Armando (7) mengaku saat melihat proses pembelajaran B3 dari tim USAID Prioritas sangat senang putra sulungnya sangat cepat merespon meski kondisi berkebutuhan khusus.
"Anak saya terlihat cepat tanggap meski agak sedikit lambat tapi bisa mengimbangi temannya dan memahami isi bacaan. Saya rasa ini sangat baik diajarkan dan bervariasi," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Teknis Pelatihan dan Penyebaran Buku Berjenjang USAID Prioritas, Hamsah memapakan buku pakem B3 tersebut adalah buku yang dirancang khusus untuk menarik minat baca anak-anak dalam program literasi dan budaya gerakan membaca.
"Anak-anak kita saat ini sangat rendah literasinya terkait bacaan dan tidak sepenuhnya memahami apa yang dibaca. Melalui metode ini anak-anak akan dirangsang untuk membaca cepat dan bisa mengetahui isi buku dan kesimpulannya," ujar Hamsah.
"Pembelajaran model seperti ini sangat bagus, disampaing anak-anak cepat mengerti dalam hal bacaan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam literasi bacaan," kata Guru SDN Mamajang I Makassar, Rahmatiah, Kamis.
Menurut dia, metode tersebut mesti dikolaborasikan dengan metode sebelumnya agar anak sekolah kelas awal bisa segera merespon apa yang ia baca dan membuat kesimpulan dari bacaannya yang selama ini belum tersosialisasi dengan baik.
"Kami melihat metode ini ada pengelompokan, kendati kami juga menerapkan itu sebelumnya secara rata. Yang berbeda adalah pengelompokan dibagi menjadi tiga yakni anak merespon cepat, sedang dan lambat," ucapnya.
Perempuan yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun disekolah itu mengungkapkan saat metode bacaan berjenjang dilakukan guru, kata dia, tergambar jelas mana siswa berkemampuan cepat dan lambat, selanjutnya ditularkan kepada anak lain yang responnya lambat.
"Tentu dengan metode yang lama bisa dikolaborasikan dengan metode membaca secara berjenjang itu, meski kami telah menjalankan metode pakem dan dibantu teknologi seperti laptop dan LCD," ungkapnya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Mamajang I Makassar Fahmawati mengemukakan pihaknya selama ini sudah mengajarkan metode pakem bahkan mendapatkan bantuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dari Kementerian Pendidikan berupa alat bantu Laptop dan LCD untuk proses belajar mengajar.
Namun dirinya mengapresiasi metode yang digunakan USAID Prioritas Pendidikan mengunakan program B3 yang memudahkan anak sekolah kelas I sampai IV cepat memahami bacaan dan menyimpulkan bacaannya.
"Saya terus mendorong guru-guru meningkatkan kemampuan meski proses pembelajaran disini sudah pakem dan berbasis teknologi. Metode B3 ini sangat ampuh bila diajarkan disekolah-sekolah selain mudah ditangkap guru siswa pun demikian," katanya.
Fahma menyebut jumlah siswa di sekolah tersebut sebanyak 306 siswa. Kendati tidak semuanya normal ada beberapa siswa yang berkebutuhan khusus dan memerlukan pendampingan orang tuanya saat menerima pembelajaran.
Sarinah (35) adalah orang tua yang mendapingi anaknya bernama Armando (7) mengaku saat melihat proses pembelajaran B3 dari tim USAID Prioritas sangat senang putra sulungnya sangat cepat merespon meski kondisi berkebutuhan khusus.
"Anak saya terlihat cepat tanggap meski agak sedikit lambat tapi bisa mengimbangi temannya dan memahami isi bacaan. Saya rasa ini sangat baik diajarkan dan bervariasi," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Teknis Pelatihan dan Penyebaran Buku Berjenjang USAID Prioritas, Hamsah memapakan buku pakem B3 tersebut adalah buku yang dirancang khusus untuk menarik minat baca anak-anak dalam program literasi dan budaya gerakan membaca.
"Anak-anak kita saat ini sangat rendah literasinya terkait bacaan dan tidak sepenuhnya memahami apa yang dibaca. Melalui metode ini anak-anak akan dirangsang untuk membaca cepat dan bisa mengetahui isi buku dan kesimpulannya," ujar Hamsah.