Makassar (ANTARA Sulsel) - Keluarga salah satu korban penyanderaan oleh kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf, Wawan Saputra mengelar zikir dan doa guna keselamatan anak dan rekan-rekan kerjanya.

"Kami tidak henti-hentinya berdoa serta melakukan zikir agar anak kami beserta rekannya dilindungi Allah SWT disana," kata ayah Wawan, Mansyur Halide di rumahnya kompleks Antang Blok 10, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

Zikir dan doa dilakukan pihak keluarga usai Shalat Jumat di perumahan tersebut. Para tetangga dan kerabat terlihat berdatangan ikut berdoa dan berzikir secara khusuk.

Selain itu, kata Mansyur, dia terus mendapat kabar perkembangan terbaru dari Kementerian Luar Negeri. Hingga saat ini seluruh sandera dalam keadaan baik-baik saja.

"Kami terus dikabari perkembangan dari sana, katanya semua sandera sehat serta baik-baik saja disana," paparnya kepada wartawan.

Dia terus mendapat kabari dari Pemerintah Indonesia serta pihak Pemerintah Filipina yang tengah bernegosiasi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

Kendati keluarga diliputi rasa cemas terkait batas akhir yang diberikan kelompok penyandera tentang penyelesaian uang tebusan guna pembebasan sandera senilai 50 juta peso atau setara 14,2 miliar hari ini, namun Mansyur tetap optimistis dibebaskan.

"Keluarga d isini diminta tetap tenang dan terus berdoa karena upaya negosiasi tetap dilakukan pihak pemerintah kedua negara," katanya.

Namun, ibu kandung Wawan, Ratnawati Nompo menuturkan tetap cemas dan khawatir terhadap keselamatan anaknya yang disandera sejak 25 Maret 2016.

Bahkan dia bermimpi anaknya mendatangi dirinya saat tidur siang.

Selain itu tanda lainnya sehari sebelum penculikan, suaminya melihat pintu lemari terbuka dan piring jatuh ke tegel dan pecah berhamburan di lantai.

"Mungkin ini bisa saja petanda buruk, karena saya mimpi Wawan datang, tetapi bapak bilang semoga tidak seperti itu kejadiannya," tuturnya sedih.

"Tanda-tanda itu sudah ada sejak tiga hari lalu, dan secara beruntun datang. Mungkin ini yang disebut petanda adanya musibah," ujarnya terharu.

Sementara pihak keluarga Wawan di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel juga mengelar zikir dan doa bersama di Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Lutim.

Sebelumnya, terjadi pembajakan kapal TB KM Brahma 12 dengan call sign YDB-4731 yang mengangkut batubara dibajak teroris kelompok Abu Sayyaf di sekitar Pulau Languyan, Provinsi Tawi-tawi, Filipina. 10 awak disandera.

Kapal tunda tersebut bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada 15 Maret 2016 dengan 10 awak. Kapal kemudian dilaporkan dibajak pada Sabtu 26 Maret 2016.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024