Palu (ANTARA Sulsel) - Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD (Waaster KSAD) Brigjen TNI Marga Taufiq dan rombongan melihat dari dekat tambak percontohan teknologi budi daya udang supra intensif Indonesia di Kelurahan Mamboro, Kota Palu, Selasa.

Brigjen Marga Taufiq mengaku tertarik mempelajari teknologi baru hasil inovasi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Dr Ir Hasanudin Atjo, MP itu karena memiliki banyak manfaat baik bagi anggota TNI maupun dirinya pribadi di masa depan.

Di lokasi tambak itu, Kadis Kelautan dan Perikanan menjelaskan bahwa teknologi budi daya supra intensif Indonesia yang diluncurkan pada September 2013 tersebut hingga kini masih tercatat sebagai teknologi budi daya udang paling produktif di dunia, yakni 153 ton per hektare.

Di tambak percontohan ini, setiap siklus produksi (rata-rata 100 hari) bisa menghasilkan 6,5 ton udang segar dan setiap tahun bisa panen dua kali sehingga hasilnya bisa mencapai 13 ton. Dengan harga udang rata-rata Rp60.000/kg, tambak ini bisa menghasilkan Rp780 juta dengan tingkat keuntungan bisa mencapai 45 persen. Bila harga udang lebih tinggi, maka keuntungan akan lebih besar lagi, ujarnya.

Menurut Atjo, tambak percontohan ini sengaja dibangun untuk menjadi tempat belajar dan studi banding bagi siapa saja yang berminat mereplikasi teknologi. Sejumlah pengusaha dan jajaran pemerintah daerah berbagai tempat di Indonesia telah mempelajari teknologi ini, bahkan banyak daerah sudah mereplikasinya dengan sukses.

Brigjen Marga Taufiq yang pernah menjabat Komandan Korem 132/Tadalako Palu pada 2012 itu mengaku tertarik dengan inovasi teknologi budi daya udang supra intensif ini dan budi daya ini memiliki keterkaitan dengan TNI AD yang kini sedang giat-giatnya mengawal program pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan.

Pengembangan teknologi ini, kata Marga Taufiq, sangat penting untuk bangsa Indonesia dan khususnya anggota TNI di masa mendatang. Karena itu ia mendalami hal ini agar TNI bisa mengambil peran mengamankan teknologi ini sebagai aset bangsa dan mengenalkan kepada anggota TNI sebagai alternatif dalam mempersiapkan kehidupan setelah menyelesaikan tugas dinas di TNI.

"Saya selalu bilang kepada anggota bahwa sudah bukan zamannya lagi sekarang anggota TNI pensiun di rumah dinas, apalagi rumah-rumah dinas TNI sering bermasalah. Anggota harus bisa mengembangkan diri untuk kesejahteraannya setelah purnawirawan, termasuk dengan menjadi pengusaha tambak udang," ujarnya.

TNI AD, katanya, sedang giat membantu pemerintah memperkuat kedaulatan pangan dengan mengembangkan inovasi-inovasi baru di bidang pangan sehingga anggota-anggota TNI dewasa ini semakin banyak terlibat dalam masalah pangan.

"Saya berharap, dengan seringnya anggota TNI turun ke sawah atau kebun, akan mengubah 'mindset'-nya dan mendapatkan alternatif usaha kesejahteraan keluarga setelah meninggalnya dinas di TNI," ujarnya.

Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo menyambut gembira kunjungan Wakil Aster TNI AD itu dan berharap peran serta TNI ke depan dalam mengawal masyarakat dalam mengembangkan teknologi ini sehingga usaha mereka bisa lebih produktif untuk perekonomian daerah dan nasional serta kesejahteran masyarakat.

Pewarta : Rolex Malaha
Editor :
Copyright © ANTARA 2024